Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

21 Murid SD di Gunung Kidul Keracunan Jajanan

Kompas.com - 13/03/2009, 21:41 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com — Sebanyak 21 murid Sekolah Dasar Negeri atau SDN Ngunut I, Kecamatan Playen, harus dirawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas Playen akibat keracunan makanan jajanan sekolah. Para murid terbiasa jajan sembarangan karena sekolah tidak menyediakan kantin.

Seluruh murid yang menderita keracunan mengaku telah mengonsumsi jajanan berupa siomai. Murid kelas V SDN Ngunut I Anggit menderita pusing, mual, dan muntah setelah dua jam menyantap siomai. “Rasanya beda dari biasanya. Lebih kenyal, lengket, dan berlendir,” katanya seusai diperiksa di puskesmas, Jumat (13/3).

Selain diduga sudah mulai basi, siomai tersebut diperkirakan mengandung bahan pewarna makanan yang berlebihan karena warna sausnya sangat merah. Salah satu orangtua murid mengaku pernah mencoba merendam siomai yang ternyata meninggalkan larutan air berwarna merah kental.

Tiap tusuk siomai dijual hanya seharga Rp 500 sehingga menarik minat murid. “Meski rasanya aneh tetap dimakan karena sayang kalau dibuang. Kapok jajan siomai lagi,” tambah Anggit.

Kepala SDN Ngunut I Suparman mengaku selalu menyelipkan larangan kepada para murid untuk tidak jajan sembarangan. Namun, larangan tersebut sulit dipatuhi karena sekolah tidak menyediakan kantin. Apalagi banyak pedagang menjajakan jajanan di luar gerbang sekolah.

Suparman berharap program pemerintah berupa Program Makanan Tambahan Sederhana atau PMTS bisa diselenggarakan sepanjang tahun dari biasanya hanya dua bulan dalam setahun. Pemberian PMTS yang dilakukan tiga kali dalam sepekan, lanjutnya, sanggup meredam kebiasaan jajan sembarangan.

Saat ini, sekolah maupun puskesmas masih menanti hasil pengecekan sampel makanan yang telah dikirim ke Badan Pemeriksa Obat dan Makanan. “Jika terbukti keracunan akibat jajanan, kami akan segera menindaklanjuti dengan penertiban penjaja makanan,” ungkap Suparman.

Menurut Kepala Puskesmas Playen Arif, seluruh murid yang keracunan telah mendapat pertolongan pertama untuk mengeluarkan racun makanan. Lima anak yang menderita keracunan paling parah akan dirawat inap dengan pemberian infus. Murid lainnya telah diperbolehkan pulang dengan dibekali obat penetralisir racun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com