Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyambung Mimpi yang Terputus

Kompas.com - 17/03/2009, 02:03 WIB

Ia menguap lebar, ”Tumben, ngantuk sekali hari ini, tak seperti biasanya,” gumamnya, sambil beranjak dari tempat duduknya menuju ke sudut ruangan; ”Ah, sekali-sekali istirahat sebentar, mumpung sudah ada sedikit rejeki lebih; masih ada waktu nambah nanti, siapa tahu Tuhan masih memberi jatah rejeki.”
***
Ia tergeragap, terbangun dari tidurnya. Dalam keadaan yang belum sadar benar ia duduk dengan rasa sedikit bingung.

Dikucek-kucek kedua matanya dengan kedua punggung telapak tangannya. Pandang matanya mengitari ruang, masih dilihatnya beberapa orang; ada yang tiduran, ada yang sedang membaca Qur’an, ada yang saling berbincang.

Degup jantungnya yang tadi kencang, kini sudah mulai reda, meskipun masih menyisakan rasa deg-degan; rasa ketakutan masih tersisa di hatinya..”Untung aku terbangun, kalau tidak?”  katanya; ”Pasti kecebur jurang.”
Ia kembali merasakan kengerian membayangkan mimpinya.

Dalam mimpinya, ia mendapatkan seorang penumpang, tinggi besar, berjubah hitam; orang itu langsung naik ke bajajnya, sambil berkata,”Jalan saja Pak, ikuti petunjukku.”

Ia tak sempat berpikir, seperti tersihir, mengikuti saja perintahnya. Bajaj dihidupkan, berjalan, terus berjalan, berjalan di jalan panjang, jalan yang lengang, dan ia merasa heran tapi serasa tak dapat berkata-kata, mulut serasa terkunci, memasuki lorong-lorong sepi, terus dan terus berjalan di jalan yang meninggi, terus meninggi, di kiri kanan jurang.

Tiba-tiba ketika sampai di puncak, serasa tinggi sekali, seakan dekat dengan langit, orang itu memerintahkan terjun ke jurang. Ia terbangun, mimpinya terpenggal.
***
“Haah,” ia terkejut. Dirabanya saku celana sebelah kanan, tangannya tak merasakan ada sesuatu yang menonjol; saku kempes rata. Belum yakin, kembali dirogohnya saku, tak ditemukan sesuatu.

Kemudian kedua tangannya merogoh-rogoh semua saku celana; yang di kiri yang di kanan, yang di belakang; juga saku bajunya. ”Mungkinkah jatuh di tempat sholat tadi, sebelum aku ke sini?” ia menduga-duga.
”Tapi apa mungkin jatuh di sana? Kalau jatuh mosok tidak ada orang yang menemukan dan menyerahkannya kembali? Paling tidak diumumkan lewat pengeras suara. Atau tertinggal di bajaj? Ya, siapa tahu tertinggal di bajaj.”

Ia berjalan meninggalkan masjid, dengan langkah cepat, dengan dipenuhi rasa khawatir sambil berharap, mudah-mudahan tertinggal di bajaj, dan masih selamat.
***
“Dari Tuhan kembali ke Tuhan,” dengan pelan ia ucapkan kata-kata itu setelah berulang kali jok diangkat, lantai bajaj dilihat-lihat, dirogoh-rogoh.laci dekat setiran, setelah dompet tak juga diketemukan..

Ia diam sebentar, kedua tangannya ditumpukan di atas setiran, mengingat-ingat sesaat; ”Ya, tadi terakhir aku ambil dompet, tukar uang di warung, untuk kembalian penumpang yang terakhir; karena tergesa-gesa, mungkin dompet tertinggal. Balik ke sana? Kalau memang tertinggal, apakah ada yang menemukan, dan menyelamatkan? Atau….”

Ia mencoba menghilangkan rasa gelonya. Masih berharap, dompet dapat ditemukan kembali.
Bajaj dihidupkan; dengan perlahan ia jalankan, kembali menyusuri jalan raya, menuju ke warung, yang dalam ingatannya, terakhir ia mengeluarkan dompet.

Perasaan menyesal menggelayuti hatinya;”Kalau aku tak tergesa-gesa, kalau aku tak mengangkut penumpang terakhir itu, kalau aku…”
***

Dhuaar; suara keras bagai ledakan. Entah mengapa tiba-tiba bajajnya nyelonong ke kanan, ketika ia belum sempat menggerakkan stir ke kiri, sebuah mobil yang berjalan di jalurnya menghantam bajajnya dari belakang.
***
Ia kini kembali dalam mimpi, menyambung mimpinya yang tadi terpotong di masjid. Terjun ke jurang yang tak terukur lagi kedalamannya. Dalam mimpi yang panjang.
*****

2006

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com