Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belahan Jiwaku Rela Mengorbankan Jiwanya

Kompas.com - 31/03/2009, 19:37 WIB

KOMPAS.com - DEMI cintanya pada anak-anaknya, Sutarni (53) merelakan dirinya terseret arus aliran air yang menjebolkan tanggul Situ Gintung. Masih jelas dalam ingatan Gunawan (55), pagi itu sang istri menyuruhnya menyelamatkan diri.

"Waktu itu, di dalam rumahnya ketinggian air sudah mencapai leher dengan arus yang sangat deras. Istri saya pasrah, justru ia menyuruh saya untuk segera menyelamatkan diri, " kenang Gunawan.

Ayah dua putra ini bertutur, mungkin istrinya bersikap seperti itu karena tidak menginginkan kedua anaknya harus kehilangan dua orang tua sekaligus dalam musibah naas ini. Lalu tragedi itu pun tertutur dari mulutnya. 

Waktu itu shubuh (28/3), ia dan istrinya pada usai melaksanakan shalat subuh di ruangan berbeda. Tiba-tiba terdengar suara ledakan keras. Tidak lama berselang, air bercampur lumpur menerpa isi rumahnya diiringi suara gemuruh seperti pesawat.

Pria asal Sumedang itu pun ikut terhanyut keluar rumah. Dengan sekuat tenaga ia berusaha menyelamatkan diri dengan kedua anak dan menantunya. "Kejadiannya begitu cepat, istri saya masih tertinggal dirumah. Saat saya kembali air sudah seleher dan istri saya menolak untuk diselamatkan. Ia merasa kami berdua tidak akan selamat jika saya menyelamatkannya" ujar Gunawan seraya menghapus air mata dipipinya yang telah berkeriput.

Sebelum istrinya benar-benar tenggelam Gunawan sempat mendengar istrinya meneriakkan "Allahu Akbar" sebanyak tiga kali. Ia pun bersusah payah menyelamatkan diri.

Setelah dibantu anaknya, akhirnya ia pun selamat meski luka-luka akibat besi tajam dan pecahan kaca membuat kakinya perih dan pedih. Gunawan sempat muntah-muntah akibat banyak air lumpur yang terminum.

Setelah air surut, sang istri ternyata masih berada di dalam rumah dengan kondisi sudah tidak bernyawa. Gunawan dan keluarga sepakat untuk memakamkannya di TPU Radio Dalam. "Saya sungguh menyesal, kenapa tidak menyelamatkan istri saya. Tidak apa-apa walaupun justru saya yang jadi korban, " isak Gunawan.

Gunawan melanjutakan, sepertinya pertanda istrinya bakal meninggalkannya sudah ada. "Seminggu yang lalu, teman kerja istrinya di Depkes banyak yang berkunjung ke rumah. Teman lamanya pun banyak yang datang, " ujar Gunawan.

Selain itu keluarga sang istri yang berada di Solo pun sering berkomunikasi melalui telepon dengan istrinya. Namun sayang, Gunawan tidak mengerti apa arti firasat tersebut sampai bencana ini terjadi.

Saat ini, dibantu dengan kedua anak dan menantunya ia membersihkan rumahnya di Rt. 04 dan Rw 02 Kampung Situ Gintung yang telah didiami berpuluh-puluh tahun. Terlihat rumahnya dalam kondisi cukup mengenaskan. Banyak genteng hilang, bekas lumpur terlihat menempel di dinding hingga mencapai plafon rumah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com