Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edwin Mengamuk, Pengusaha Taksi Terbunuh

Kompas.com - 09/06/2009, 09:03 WIB

BATAM, KOMPAS.com — Jeritan minta tolong memecah keheningan pagi di Perumahan Rosedale, Batam Centre, Senin (8/6) sekitar pukul 04.30. Gunadi (65), warga Blok E No 127, tewas bersimbah darah setelah terkena sabetan parang dari Edwin yang tidak lain adalah anaknya sendiri.

Edwin (33) membabi buta. Ia juga melukai William, kakaknya, hingga luka di bagian kepala. Suasana sempat memanas lantaran William (35) juga membawa samurai.

Perkelahian sempat terjadi. William kemudian mendorong Edwin hingga tersungkur. "Kalau saya mau, saya bisa membunuh Edwin, tetapi saya tidak melakukannya karena saya masih sayang dan dia masih adikku," ujar William.

Gunadi selama ini dikenal sebagai pengusaha taksi. Ia memiliki empat taksi dari 12 taksi sebelumnya. Awalnya William mendengar suara Irene, adiknya, yang menjerit minta tolong. "Tanpa pikir panjang saya langsung turun dengan membawa samurai. Belum sampai di kamar saya sudah diserang Edwin. Untung ia bisa kudorong hingga jatuh," katanya.

Gunadi mengalami luka di sekujur tubuh. Ia tewas seketika di kamar utama saat akan ganti baju. Belum jelas benar motif pembunuhan itu. Hanya saja, beberapa hari terakhir ini, Gunadi tidur bersama William di kamar lantai tiga. Mereka khawatir karena Edwin selama ini menebar teror.

Irene, kakak Edwin, melihat langsung saat Gunadi terkena sabetan parang. "Saya takut melihat kejadian itu. Saya menjerit dan membangunkan abang saya," katanya

William berusaha menghubungi sekuriti lewat telepon, tetapi tidak mendapat jawaban. Ia pun berteriak minta tolong kepada warga. Seorang warga yang mendengar langsung mengadukannya kepada petugas keamanan. Selanjutnya, Sihombing, petugas keamanan, menghubungi polisi.

Hingga polisi tiba di rumah, Edwin tidak berusaha melarikan diri. Ia hanya duduk di tangga dengan tubuh gemetaran, sedangkan William segera dilarikan ke RS Awal Bross. William tidak berlama-lama di sana, setelah mendapat delapan jahitan ia segera memberikan keterangan ke Polsek Batam Kota.

Dari rumah itu polisi menyita empat bilah golok sebagai barang bukti. William yakin golok besar yang digunakan Edwin membunuh ayahnya bukanlah senjata tajam yang ada ada di rumah itu.

Kasatreskrim Poltabes Barelang Kompol Cristian Tory  mengaku belum tahu motif sebenarnya di balik pembunuhan sadis itu. Untuk menentukan apakah pelaku menderita kelainan jiwa, maka secepat mungkin akan dikirimkan ke psikiater. "Sejauh ini motifnya belum jelas dan masih dalam penyelidikan. Pelakunya pun agak susah untuk berkomunikasi dengan baik. Ada dugaan pelaku menderita kelainan, tetapi untuk menentukannya adalah psikiater atau dokter. Kami akan segera memeriksa tersangka ke psikiater," katanya

Sekitar pukul 16.00, suasana di rumah duka terlihat ramai. Warga berkumpul dan mulai memasang tenda dan menata kursi. Kejadian itu sangat mengejutkan. Rata-rata mereka belum percaya Edwin bisa membawa parang."Setahu kami Edwin berada dalam kamar terus," ujar seorang warga. (ian/san/mau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com