Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rani Juliani, Lebih Ngetop dari Manohara

Kompas.com - 26/06/2009, 17:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen terbunuh beberapa bulan silam, nama Rani Juliani, wanita muda yang dinikah siri oleh korban, mencuat ke permukaan.

Namun, Rani, mantan gadis golf di Padang Golf Modern Land, Tangerang, hampir tidak pernah muncul di depan publik. Pemeriksaan terhadap Rani yang saat ini tengah berada di bawah perlindungan polisi hingga kini pun terkesan ditutup-tutupi. Terakhir, ketika diperiksa polisi, Rani dikabarkan mengenakan kerudung agar kehadirannya tidak terendus media.

Namun, Jumat (26/6) pagi ini, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Muhammad Iriawan akhirnya mengumumkan bahwa saksi kunci tersebut akan memberikan pernyataan pers pertamanya.

Bak gayung bersambut, para wartawan pun berduyung-duyun ke Polda Metro Jaya. Tidak tanggung-tanggung, sebagian besar wartawan telah berdatangan beberapa jam dari waktu yang ditentukan.

Tampil berbalutkan kemeja coklat muda dan rambut hitam legam tergerai hingga ke pundak, Rani tampak seperti bintang remaja yang digandrungi saat ini. Tidak heran jika Rani sempat disebut-sebut sebagai gadis golf favorit di tempatnya bekerja. Sayangnya, hampir tidak ada sepatah kata pun yang meluncur dari mulut Rani hari ini. Pengamanan terhadap dirinya dinilai wartawan berlebihan.

Alih-alih memberikan keterangan pers, Rani malah memilih melemparkan senyuman manisnya ke arah kerumunan wartawan. Tidak hanya itu, polisi pun sempat "memamerkan" Rani di tengah-tengah proses pemeriksaan dirinya sebagai saksi di kasus dugaan pembunuhan berencana dengan salah satu tersangkanya, Ketua KPK nonaktif Antasari Azhar.

Didampingi sejumlah petugas kepolisian, Rani diboyong ke lobi Direskrimum. Rani pun melambaikan tangannya dan tersenyum. Aksi tutup mulut ini pun membuat para wartawan kecewa. "Emangnya dia siapa melambai-lambaikan tangan begitu? Serasa ibu negara yang lagi turun dari pesawat kali, ya," cetus seorang wartawati sengit.

Sekitar pukul 16.00, pemeriksaan terhadap Rani pun usai. Namun, lagi-lagi para wartawan harus menelan pil kekecewaan karena ternyata petugas keamanan berhasil mengecoh mereka. Polisi mengondisikan seolah-olah Rani keluar dari lobi Direskrimum dengan berpura-pura berjaga-jaga dan memarkir mobil Toyota Fortuner hitam di sekitar lokasi. Sebelumnya, Toyota Fortuner itulah yang membawa Rani ke Polda.

Namun, setelah ditunggu beberapa saat, ternyata Rani tak kunjung keluar juga. Akhirnya diinformasikan bahwa Rani telah keluar dari pintu lainnya. Petugas yang berjaga-jaga di lokasi pun berlalu dengan senyum mengembang di wajahnya.

Seorang wartawan pun kembali menyeletuk, "Huuuu, dia ini saksi atau tersangka sih. Kok berlebihan banget." Perhatian media terhadap Rani memang sangat besar. Hal ini juga disampaikan oleh seorang petugas kepolisian yang berjaga-jaga di lobi Direskrimum. "Dibandingkan kasus Manohara, kasus Rani lebih ramai diliput media, mas," ujarnya kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com