Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KWI: Masyarakat Tak Perlu Buat Analisis Terkait Bom

Kompas.com - 20/07/2009, 13:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) berpendapat, aksi teror bom yang terjadi di Hotel Ritz-Carlton dan JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, merupakan tindakan kejahatan kemanusiaan yang sangat kejam.
     
Tidak ada dasar apa pun untuk membenarkan tindakan yang menewaskan sembilan orang dan melukai puluhan orang lainnya, demikian pernyataan KWI yang disampaikan Romo  Edy Purwanto di Jakarta, Senin (20/7).
     
Pernyataan itu disampaikan pada acara doa bersama lintas agama yang bertemakan "Damai Sekarang" yang diselenggarakan di Bellagio Mal, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
     
Kegiatan bersama yang diikuti sekitar 100 orang itu dihadiri pula oleh tokoh nasional, Prabowo Subianto. KWI juga mengutuk tindakan teror bom di dua hotel itu serta mendesak pemerintah untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut dan membawa pelaku ke pengadilan.
    
Selain itu, KWI juga meminta pemerintah untuk memberikan jaminan keamanan dan menciptakan rasa aman bagi setiap warga negara dalam menjalankan aktivitas hidup sehari-hari.
     
"Kepada semua warga bangsa agar menyerahkan sepenuhnya masalah ini kepada pemerintah, dalam hal ini kepolisian, untuk mengusut tuntas kasus ini dan mengadili mereka yang bersalah," kata Purwanto.
     
Masyarakat, menurut KWI, tidak perlu memberikan pendapat-pendapat atau analisis-analisis tentang peristiwa yang menelan korban jiwa ini karena justru dapat memperuncing keadaan. "KWI minta agar masalah ini diserahkan sepenuhnya kepada negara. Jangan membuat analisis-analisis yang justru menyuburkan saling tidak percaya di antara kita," katanya.
     
Bagi mereka yang meninggal dunia dalam peristiwa itu, KWI mendoakan agar mereka dapat diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa dan bagi mereka yang ditinggalkan agar selalu tabah dalam menghadapi cobaan yang amat berat ini.     
     
Khusus bagi mereka yang sedang dirawat, semoga dengan campur tangan Tuhan semua bisa segera sembuh dan berkumpul kembali bersama keluarga. Pembacaan pernyataan KWI itu diakhiri dengan doa yang disampaikan Suster Eugenia.
     
Doa bersama lintas agama itu dihadiri perwakilan dari Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Pdt Dr Petrus Octavianus dan Pdt Daniel Suganto.
     
Sementara itu, perwakilan dari Umat Hindu dan Budha diwakili Anak Agung Ngurah Ugrasena dari Puri Agung Singaraja dan perwakilan DPP Walubi Maha Biksu Dutavira dan Presiden Masyarakat Beragama Dunia Hasyim Muzadi yang juga merupakan Ketua PB Nahdlatul Ulama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com