Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat "Fly Over" dan Tujuh Jembatan Baru di Jakarta

Kompas.com - 29/09/2009, 18:23 WIB

Saat ini, untuk kedua FO itu telah dilakukan proses lelang untuk pembuatan basic design engineering (BDE) atau desain dasar konstruksi jembatan layang. Pemenang lelang akan diumumkan pada pertengahan Oktober, disusul dengan penandatanganan kontrak pembuatan BDE selama tujuh bulan ke depan. Hal ini berarti desain dasar konstruksi harus selesai Mei 2010. Seiring pembuatan BDE, proses lelang untuk pembangunan fisik akan dilakukan pada tahun 2010 sehingga saat BDE selesai, pengerjaan fisik sudah bisa dimulai dan ditargetkan selesai selama dua tahun anggaran.

"Keduanya merupakan proyek multiyears. Jadi, diharapkan dalam tiga tahun anggaran pengerjaan fisik sudah bisa selesai. Tapi kalau bisa lebih cepat, itu lebih baik," ungkap Novizal. Karena membutuhkan anggaran yang cukup besar, dana yang dikucurkan tidak langsung semuanya, tetapi akan dibagi dalam tiga tahun anggaran.

Misalnya, untuk FO Pangeran Antasari-Blok M pada tahun anggaran pertama akan dikucurkan Rp 200 miliar, sedangkan untuk tahun anggaran kedua dan ketiga masing-masing Rp 600 miliar. Begitu juga dengan FO Jl Satrio (Casablanca)-Jl Mas Mansyur juga akan dibagi tiga tahun anggaran. "Bukan berarti kita kucurkan semua. Dananya Dinas PU kan tidak besar," ucapnya.

FO Jl Satrio bertujuan memisahkan arus kendaraan jarak jauh dan jarak dekat serta membagi dua beban jalan di kawasan Jl Satrio agar tidak terlalu penuh yang menimbulkan kemacetan cukup parah.

Sama halnya juga dengan FO Pangeran Antasari-Blok M, yakni untuk memisahkan pelintas jarak dekat dan jauh. Kendaraan bermotor yang ingin langsung ke Blok M atau menuju ke Jl Pangeran Antasari bisa melewai jalan layang, tetapi yang ingin menuju Kemang atau TB Simatupang bisa melewati jalan bawah.

 Tujuh jembatan

Tahun ini Dinas PU DKI akan membangun tujuh jembatan di jalan arteri dan jalan kolektor. Semua proses lelang pembangunan fisik sudah selesai, pengerjaan fisik sudah dimulai. Tujuh jembatan itu adalah Jembatan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur, senilai Rp 3 miliar; Jembatan Taman Malaka Selatan (Rp 2,9 miliar); Jembatan Teluk Gong (Rp 7 miliar); dan Jembatan Kalibata, Jakarta Selatan (Rp 58 miliar).

Di Marunda, Jakarta Utara, akan dibangun dua jembatan, yaitu Jembatan Kali Cakung dan Jembatan Kali Blencong, masing-masing senilai Rp 28 miliar. Untuk menghindari hunian liar di kolong jembatan, Dinas PU mengalokasikan anggaran tambahan sebesar Rp 1,8 miliar untuk semua jembatan tersebut.

Sementara itu, yang masih pada tahap tanda tangan kontrak adalah Jembatan Tanjung Duren, Jakarta Barat (Rp 9,7 miliar). Direncanakan pembangunan dimulai awal Oktober tahun ini.

"Hampir semua jembatan sudah dimulai pembangunan fisik pada Juli dan Agustus. Target tahun ini harus selesai semuanya. Tetapi ada satu yang belum bisa diselesaikan tahun ini yaitu pembangunan Jembatan Kali Blencong. Karena masih proses pembebasan tanah dengan Lantamal, TNI Angkatan Laut. Akan dilakukan pengukuran ulang oleh BPN terhadap tanah yang di atas kertas dinyatakan luasnya 3.000 meter persegi. Kita akan bahas hal ini dengan TN AL," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com