Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

75 Ton Bahan Peledak dari Malaysia Diselundupkan

Kompas.com - 19/11/2009, 18:53 WIB

KARIMUN, KOMPAS.com — KM Fungka Sejahtera yang melintas di jalur Natuna perairan Laut China Selatan, Rabu (18/11), ditangkap kapal patroli Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Khusus Kepri di Tanjung Balai Karimun.

Kapal tersebut kedapatan mengangkut 3.000 karung bahan peledak jenis amonium nitrat dari Malaysia, tiap karung berisi sekitar 25 kilogram. Kapal dengan 17 ABK itu dikabarkan hendak menuju Sulawesi.

Para ABK masih dimintai keterangan dan penyidikan. Sementara itu, upaya menarik kapal ke pelabuhan mengalami keterlambatan akibat cuaca buruk. Kamis (19/11) ini sampai di Pelabuhan Tanjung Balai, Karimun.

"Ini karena cuaca di laut yang kurang bersahabat. Saat penangkapan gelombang laut cukup besar dan tinggi. Kamis dilanjutkan, setelah kapal ditarik," kata Kepala Humas Ditjen Bea dan Cukai Departemen Keuangan Evi Suhartantyo.

Pejabat BC Khusus Kepri sangat hati-hati membeberkan modus penyelundupan bahan peledak tersebut. Pasalnya, melihat jumlahnya yang cukup besar bisa saja penanganannya perlu koordinasi dengan petugas yang lebih berwenang.

Penangkapan itu berawal saat dua kapal patroli bea cukai BC 2003 yang dibantu BC 8005 melakukan patroli di sepanjang jalur Natuna pukul 07.00 WIB.

Saat itu KM Fungka Sejahtera melintas. Karena mencurigakan, petugas kemudian menghentikannya. Saat diperiksa, ditemukan bahan peledak jenis amonium nitrat 3.000 karung, masing-masing berisi 25 kilogram.

"Belum diketahui siapa pemilik bahan peledak itu, apakah warga Malaysia atau orang kita (Indonesia)," tutur Evi Suhartantyo lagi.

Kapolres Karimun AKBP Imam Santoso dan Komandan Pangkalan TNI AL Tanjungbalai Letnan Kolonel (P) Edwin mengaku belum mengetahui informasi penangkapan tersebut.

Namun, kedua instansi di Bumi Berazam tersebut berjanji akan segera melakukan koordinasi termasuk kemungkinan melakukan penyelidikan.

"Belum tahu saya. Anda dapat informasi dari mana. Ini cukup mengagetkan kalau memang benar demikian," ujar AKBP Imam Santoso, saat dihubungi Tribun, Rabu.

Kapolres yang baru menjabat beberapa bulan tersebut juga mengaku belum menerima informasi adanya dugaan keterkaitan penangkapan bahan peledak tersebut dengan jaringan teroris.

"Belum sampai ke sana informasinya. Itu masih terlalu prematur dan dini penilaian seperti itu. Mari kita tungggu saja dulu informasi lengkapnya dari pihak BC. Untuk di laut merekalah yang berwenang. Kita di darat," kata Imam.

Kekagetan juga tersirat dari nada bicara Letkol Edwin. Meski sama-sama berwenang di perairan, tetapi khusus kasus penangkapan kapal itu pihaknya belum mendapat informasi.

Namun, Edwin menduga aksi penyelundupan ribuan karung bahan peledak sejenis potasium tersebut bukan ditujukan ke Kepri, melainkan ke daerah lain.

"Kalaupun masuk Karimun, kemungkinan hanya untuk transit. Mungkin saja tujuannya ke daerah lain atau negara lain dengan menggunakan kapal dan ABK dari Indonesia yang terbilang piawai dan nekat," sambung Edwin. (yahya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com