Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lho, Kok Nomor PIN ATM Berubah?

Kompas.com - 09/12/2009, 20:03 WIB

WONOSARI, KOMPAS.com - Modus penipuan baru berupa penyebaran dokumen berharga tapi sejatinya palsu, dan meminjam kartu ATM, mulai muncul di Gunung Kidul. Penipuan dengan modus meminjam kartu ATM, sebulan terakhir, sudah terjadi dua kali, dengan total kerugian Rp 34 juta.

Kasus terbaru terjadi Minggu (6/12/09), menimpa SDT (29), warga Mojosari, Playen. Saat hendak mengecek saldo dan mengambil uang di ATM BCA Wonosari, SDT kaget karena nomor PIN-nya berubah. Ia lantas ke Bank BCA untuk mengecek dan ternyata saldonya Rp 8 juta amblas.

Sehari sebelumnya, SDT mendatangi ATM yang sama untuk mengecek saldo karena baru saja ditransfer uang oleh saudaranya. Saat hendak keluar bilik ATM, ia didatangi seseorang tak dikenal. Orang itu ingin meminjam kartu ATM milik SDT untuk “memancing” kartu milik pelaku yang tertelan mesin ATM.

SDT tak curiga. Setelah kartu dikembalikan, selang beberapa menit, SDT mengecek lagi saldonya. Saldonya masih utuh dan nomor PIN-nya tidak berubah. Namun esoknya, ia terkejut karena nomor PIN-nya berganti dan uangnya raib. Modus seperti ini, sebelumnya menimpa ANS (51), warga Wukirsari Baleharjo, Wonosari, 17 November lalu. Saldo tabungan ANS amblas Rp 26 juta.

Modus baru lain, adalah penyebaran dokumen berharga yang sebenarnya palsu. Tulus Joko, warga Playen, yang juga Kepala SD Karang Rejek, dua pekan lalu menemukan sebuah amplop di sudut kompleks Pemkab Gunung Kidul. Didalamnya berisi surat izin usaha perdagangan (SIUP) sebuah perusahaan di Surabaya. Tercantum nama direktur itu, foto, dan juga nomor telepon selulernya. Juga terlampir surat keterangan tanah, dan selembar cek dari sebuah bank swasta di Jakarta bernilai Rp 1,75 miliar.

“Dari tampilan SIUP yang hanya print computer, dan cek senilai gitu, saya curiga. Tapi saya iseng saja telepon ke nomer HP direktur perusahaan itu. Dijawab dia lagi ke luar negeri. Saya diminta menghungi temannya. Orang ini bilang hendak mengambil dokumen segera, dan sebagai tanda terima kasih, ia hendak memberi sejumlah uang tapi saya diminta menyebut nomor rekening. Karena sebelumnya saya sudah kontak ke polisi, saya tak terbujuk,” ujar Tulus.

Kepala Satuan Reskrim Polres Gunung Kidul AKP Iswanto mengatakan, dua modus penipuan ini hendak ditelusuri lebih lanjut. “Untuk modus penipuan lewat penyebaran surat berharga, laporannya sudah kami dapat beberapa. Dua bulan lalu, saya dilapori secara lisan oleh seorang warga Wonosari. Dia mengaku tertipu Rp 3 juta, tapi malu untuk melapor,” ujar Iswanto. Ia mengimbau masyarakat agar waspada.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com