Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cibubur Tempo Dulu, Sejuk dan Sepi

Kompas.com - 13/12/2009, 10:01 WIB

Oleh: Yulia Sapthiani, Ilham Khoiri, & Lusiana Indriasari

KOMPAS.com — Apa yang diingat banyak orang saat ditanya seperti apa Cibubur tempo dulu? Jawabannya hampir serupa: banyak sawah, empang, pepohonan, berudara sejuk, sekaligus sepi dan menyeramkan.

Sampai awal tahun 1990-an saja masih ada sawah di kawasan Jalan Raya Alternatif Cibubur yang sekarang didominasi perumahan dan pertokoan. ”Dulu saya masih bisa lihat kerbau di sawah-sawah itu,” kata Tusiran mengenang lingkungan di sekitar Warung Pak Dul pada masa sekitar 15 tahun lalu.

Warung Pak Dul di Kampung Kalimanggis, Kelurahan Jati Karya, Bekasi. Kalau bertanya pada Tusiran tentang nama jalan tempat Warung Pak Dul berada, dia akan menjawab Jalan Trans-Yogie, sama seperti kalau kita bertanya kepada orang-orang yang sudah sangat lama tinggal di Cibubur.

Orang lama atau yang sepanjang hidupnya tinggal di Cibubur bahkan tak hanya menyebut kata ”Cibubur” untuk kawasan yang berada di sepanjang Jalan Raya Alternatif Cibubur. Sebutan orang untuk wilayah ini lain-lain, seperti Cileungsi-Cibubur atau Cibubur Baru.

Bagi mereka yang sudah puluhan tahun tinggal di sana, Cibubur adalah daerah yang dalam peta disebut sebagai Kelurahan Cibubur dengan kode pos 13720. Dari tol Jagorawi arah Jakarta, Kelurahan Cibubur berada di sebelah kanan jalan tol. Sementara Cibubur Baru berada di sebelah kiri jalan tol.

Karena belum banyak perumahan seperti sekarang, kondisi lalu lintas di Jalan Raya Alternatif Cibubur masih sepi. Kendaraan umum pun hanya dua jurusan. ”Dulu yang banyak di sini anjing liar. Anjing-anjing itu sampai memangsa kambing saya. Waktu saya cari, bekasnya ada di tengah sawah. Suasana di sini cukup seram, apalagi dekat sini ada kuburan,” kata Tusiran.

Sepi hiburan

Andong Begawan, yang tinggal di Jalan Lapangan Tembak selama 20-an tahun, mengatakan, daerah tempat tinggalnya rawan maling. Padahal, lokasinya berdekatan dengan kompleks perumahan dan lapangan latihan tembak. Dari sinilah jalan tersebut kemudian diberi nama Jalan Lapangan Tembak.

Sepinya Cibubur dulu membuat tidak ada tempat hiburan di situ. Satu-satunya sarana hiburan yang menjadi andalan, menurut pedagang buah di sekitar pasar Cibubur Syarif (37), adalah layar tancap saat ada yang menggelar hajatan. Kalau mau ke bioskop, pilihannya adalah ke Cisalak atau Cijantung. ”Saya ingat, dulu nonton film Superman di Bioskop Peralon di Cijantung. Dikasih nama Peralon karena memang bekas pabrik pipa peralon,” kata Andong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com