Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edan... Babeh Sudah Bunuh Tujuh Bocah

Kompas.com - 14/01/2010, 17:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dugaan bahwa Babeh Baikuni bisa jadi pembunuh berantai seperti halnya Ryan "Si Jagal dari Jombang" makin mendekati kenyataan. Sebab, apa yang diungkapkan oleh psikolog dari Universitas Indonesia, Prof Sarlito Wirawan, Kamis (14/1/2010) sore, sungguh mencengangkan.

Kepada Sarlito, Babeh yang berusia 48 tahun itu mengaku tidak hanya membunuh tiga bocah seperti diakuinya kepada penyidik Polda Metro Jaya. Ada empat bocah lain yang dia bunuh.

"Dia melakukan pembunuhan tujuh orang yang diakuinya sejak tahun 2000," ucap Sarlito seusai memeriksa kejiwaan Babeh di Polda Metro Jaya, Kamis (14/1/2010). Ikut melakukan pemeriksaan psikiater dari Puslabfor Mabes Polri, Arif Mochtar.

Sarlito menjelaskan, ketujuh korban itu dibunuh karena alasan yang sama, yaitu menolak diajak berhubungan badan. Dari pengakuan Babeh, hanya empat bocah yang dimutilasi setelah disodomi, sedangkan tiga bocah lain dibuang dengan tubuh utuh.

"Korban biasanya diajak ke kamar mandi, diajak mandi. ketika diajak berhubungan menolak, kemudian diikat (leher) dengan tali rafia. Ketika sudah tidak bergerak kemudian dilakukan hubungan. Setelah itu dipotong-potong," ucap dia.

Korban lalu dibuang ke tempat yang ramai, seperti di terminal. "Saya tanya kenapa (dibuang di tempat ramai)? Dia bilang supaya ada yang kubur. Kalau dibuang di tempat sepi kasihan (tidak ada yang kubur)," tambah Sarlito.

Pengakuan Babeh, kata Sarlito, ia selalu mengincar korban di luar bocah yang selama ini berada di lingkungannya, kecuali korban terakhir, Ardiansyah (9). "Selalu yang dijadikan korban anak yang bukan peliharaannya, kecuali Ardiansyah, yang sudah dipelihara enam bulan," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com