Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pusara Keabadian "Menapo" Muaro Jambi

Kompas.com - 16/01/2010, 09:05 WIB

Ketua Kelompok Kerja Pemugaran BP3 Jambi Kristanto Januardi mengakui, sampai sekarang belum diketahui bagaimana desain bentuk bagian atas candi-candi di Kompleks Candi Muaro Jambi.

Belum ditemukan manuskrip yang menuliskan candi dibuat tahun berapa, bahkan oleh siapa. Sejumlah candi, seperti Astono atau Kedaton, yang diduga dibangun lebih dari satu tahap dengan masa pembuatan yang berbeda pun belum berdampingan dengan bukti prasasti atau catatan sejarahnya.

”Menapo”

Saat ini, Kompleks Candi Muaro Jambi memang belum bisa dijelajahi menggunakan perahu, kecuali Candi Teluk I dan II, karena terletak di seberang Sungai Batanghari. Perjalanan menghampiri beberapa candi akan melewati sejumlah menapo yang telah diberi patok merah, bertuliskan nomor dan BP3. Menapo-menapo itu terletak di kebun-kebun durian, duku, dan cokelat milik warga desa.

Bentuk menapo tak ubahnya gundukan tanah setinggi 0,5 sampai 1 meter. Akan tetapi, dulu, menapo-menapo itu tingginya ada yang sampai 3-6 meter. Menurut penjelasan warga, kata menapo berasal dari kata napo, yaitu sejenis kancil dalam bahasa setempat. Ketika banjir, napo mengungsi di gundukan bukit-bukit kecil. Akhirnya, warga menyebut bukit-bukit kecil tempat napo bersembunyi itu dengan istilah menapo.

Umumnya, nama candi mengikuti nama menapo tempat candi ditemukan. Yang memberi nama pun warga desa, salah satunya Candi Astano.

Tak hanya itu, anggrek berukuran raksasa, yang disebut anggrek macan jambi (Gramma top phyllum speciosum), terlihat eksotik di atas dahan-dahan pohon durian di sekitar menapo.

Candi ini sempat terkubur sampai akhirnya ditemukan kembali oleh tentara Inggris, SC Crooke, tahun 1820. Sayangnya, sekali lagi, karena jenis batunya adalah batu bata, kebanyakan candi yang ditemukan tak utuh kondisinya.

Pemugaran candi dilakukan secara bertahap dan satu per satu. Sejak tahun 1970-an hingga kini, pemugaran terus berlanjut, yaitu pada Candi Kedaton.

Begitulah adanya Candi Muaro Jambi. Sebuah peninggalan budaya yang maha-agung di tanah Nusantara, yang menua karena proses alam. Dan, kalau tak dijaga, yang tertinggal hanya pusara dan ceritanya.... (Timbuktu Harthana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com