Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muara Angke, Wisata Kuliner Berteman Bau

Kompas.com - 26/01/2010, 13:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kondisi kampung nelayan di Muara Angke, Jakarta Barat, terlihat kotor dan bau. Hampir di setiap sudut jalan, pasar, juga tempat pelelangan ikan dapat kita jumpai tumpukan sampah. Bau tak sedap yang bersumber dari tumpukan sampah itu merebak ke mana-mana.

Tak jauh dari tempat pelelangan ikan ada lokasi wisata kuliner yang amat populer. Warga Jakarta ramai berkunjung ke sana. Di tempat ini pun bau tak sedap menjadi salah satu teman makan.

"Harusnya pemerintah mulai memikirkan ini (bau). Jarak antara tempat pelelangan ikan, pasar, pengasinan, dan wisata ikan bakar seharusnya dipisah dan tidak berdekatan sehingga tidak memberikan kesan yang kumuh," ucap Roni (37), salah seorang pemilik warung ikan bakar di Muara Angke, Senin (25/1/2010).

Saat ini area tempat pelelangan ikan berimpitan dengan pasar ikan, kuliner ikan bakar, dan mesin pengepakan ikan. Bau gas buang dari truk-truk solar pengangkut ikan, sampah yang bertumpuk, dan bahan bakar kapal tradisional yang tercecer menambah kusam wajah tempat ini. Kesan kumuh bertambah saat genangan air rob merendam jalan utama. Lengkap sudah kesan kotor dan jorok.

"Lebih kurang setahun ini pengunjung yang datang ke sini menurun. Biasanya sehari bisa ada 50 pembeli, sekarang berkurang setengahnya," ucap Husen, pemilik warung ikan lainnya.

Para nelayan, pedagang, dan pengusaha warung makan di tempat ini berharap pemerintah menata ulang kawasan ini agar menjadi lebih teratur. Mereka juga berharap pembangunan dermaga Kampung Baru segera rampung. Dermaga ini jaraknya 500 meter dari lokasi dermaga lama dan pasar ikan. 

"Dermaga itu dibangun sejak dua tahun lalu, tapi tidak selesai-selasai. Itu sangat penting supaya di sini enggak tambah kelihatan kumuh," ucap Yanto, salah seorang pengusaha lokal.

Di balik kesan kumuh dan jorok, kawasan Muara Angke sesungguhnya menyimpan potensi wisata. Sebagai kawasan pesisir, Muara Angke lama dikenal sebagai tempat wisata kuliner makanan laut. Namun, kekumuhannya seolah-olah meredupkan daya tarik tempat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com