Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kinerja Mitra PAM Jaya

Kompas.com - 15/02/2010, 02:27 WIB

Namun, di sisi lain juga harus diakui bahwa tingkat kebocoran dari dua mitra swasta itu tetap tinggi karena pipa tua maupun sambungan ilegal dan tercemar. Dampaknya, air yang diterima pelanggan tidak dapat langsung diminum, terkadang keruh, dan berwarna kekuningan.

Masalah lain, belum seluruh wilayah Jakarta terlayani jaringan pipa untuk air bersih. Selain itu, masih banyak wilayah yang sudah memiliki jaringan pipa tetapi pasokan airnya tidak sampai 24 jam sehari dan tidak tujuh hari seminggu.

Di wilayah Palyja (selatan, barat, dan utara) maupun Aetra, (selatan dan utara) masih ada yang belum terlayani. Sebagian warga Jakarta Selatan, pelanggan Palyja maupun Aetra menolak berlangganan air karena air sumur dangkalnya masih layak dikonsumsi. Sementara yang di utara ada yang belum terlayani dengan baik karena kekurangan pasokan air baku.

Anggota Badan Regulator Pelayanan Air Minum, Firdaus Ali, mengatakan, kedua mitra itu seharusnya memfokuskan diri pada penurunan tingkat kehilangan air. Jika jumlah air yang hilang turun, mereka akan memiliki cukup air untuk melayani wilayah utara dan barat Jakarta.

Penurunan kehilangan air juga dapat meningkatkan tekanan air dan memperluas pelayanan bagi warga. Dengan lebih banyak air yang terjual, pemasukan bagi PAM Jaya dan kedua mitranya akan lebih besar sehingga beban tarif bagi warga dapat diturunkan.

Selama 12 tahun, pelayanan air minum sudah menunjukkan upaya perbaikan, tetapi belum sampai pada produk air yang langsung dikonsumsi.(Caesar Alexey)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com