Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencicipi Sushi yang Lebih Merakyat

Kompas.com - 20/02/2010, 16:41 WIB

Oleh Gregorius Magnus Finesso

Hingga dua tahun lalu, sushi masih dikenal sebagai salah satu masakan khas Jepang yang disajikan terbatas di beberapa restoran. Kesannya eksklusif dan mewah dengan harga selangit. Setahun belakangan, sushi mulai turun ke jalan. Jadilah cita rasa khas bintang lima kian merakyat dengan harga kaki lima.

Di Bandung kedai sushi semakin menjamur dengan berbagai kemasan penjualan, dari warung emperan, mobil terbuka, hingga gerobak dorong. Setidaknya ada Sushi Boon, Sushi Hum, Sushi Kim, Sushi Alley, hingga Sushi Baa. Yang paling menarik minat para sushi lovers tentu saja harganya yang miring dibandingkan dengan di restoran.

Menurut Widya (18), pencinta sushi yang juga mahasiswi Jurusan Manajemen Universitas Padjadjaran, satu porsi sajian sushi termurah di restoran Rp 65.000. Dengan penyajian dan rasa yang tak jauh beda, satu porsi sushi kaki lima berkisar Rp 11.000-Rp 30.000.

"Padahal, rasanya sama. Jadi, kalau di restoran hanya bisa dapat satu porsi, di warung sushi pinggir jalan, bisa untuk dua hingga tiga porsi," kata Widya yang mengaku rajin menjajal tempat-tempat sushi terbaru di Bandung.

Sushi, pada dasarnya, adalah nasi yang digulung bersama lauk-pauk berupa makanan laut, daging, dan sayuran mentah atau yang sudah dimasak. Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula. Karena banyak bahan baku, seperti daging, bumbu, dan sayuran, tidak tersedia di Indonesia, hampir 90 persen bahannya diimpor dari Jepang.

Aneka menu yang disajikan pun tak banyak berbeda dengan menu andalan restoran bintang lima. Beberapa jenisnya antara lain nigiri, yakni makanan laut segar yang pada umumnya mentah dan diletakkan di atas nasi yang dibentuk. Selain itu, ada pula temaki, sushi yang digulung dengan lembaran rumput laut atau nori.

Tak harus mahal

Berbicara tentang sushi jalanan di Bandung kurang afdal tanpa ngomongin Sushi Boon yang punya slogan, "eating sushi with different experience". Warung ini terletak di Jalan Ir H Djuanda (Dago) dan mengusung konsep mobile sushi dengan menyulap sebuah mobil L300 menjadi dapur terbuka. Dibuka sejak Februari 2009, kedai Sushi Boon tak pernah sepi pengunjung.

Sebagian besar penikmat Sushi Boon adalah mahasiswa. Sembari ngobrol di kursi plastik yang disediakan di sekitar mobil, mereka menikmati sushi dengan sumpit kayu layaknya orang Jepang asli. Kesuksesan Sushi Boon menginspirasi munculnya lapak-lapak lain. Salah satunya Sushi Baa yang punya dua gerai di emperan Jetset Factory Outlet dan di daerah Cisitu, dekat Universitas Katolik Parahyangan. Menurut Rahadian (26), salah satu pemilik Sushi Baa, misinya ialah membuktikan bahwa makan sushi enggak harus mahal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com