Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Lempar Batu dan Bom Molotov di Makam Mbah Priok

Kompas.com - 14/04/2010, 08:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Penggusuran lokasi makam tokoh Muslim Al Arif Billah Hasan bin Muhammad Al Haddad, Rabu (14/4/2010) pagi, yang dilakukan oleh ratusan aparat keamanan dan Satpol PP, diwarnai aksi saling lempar batu dan bom molotov. Hal itu dipicu oleh penolakan ratusan warga Tanjung Priok atas penggusuran tersebut.

Bentrokan itu terjadi di depan pintu gerbang makam tokoh yang juga dikenal dengan panggilan Mbah Priok.

Pada 11 Maret lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah menyatakan bahwa makam Mbah Priok itu tidak akan digusur, kecuali bangunan ilegal di sekitarnya.

"Kami akan menghormati makam itu. Kami enggak akan eksekusi makam. Malah, Pelindo akan membuat monumen di tempat itu," kata Wakil Gubernur DKI Prijanto.

Namun, Pemprov DKI akan menertibkan bangunan yang didirikan ahli waris dan pengikut Mbah Priok. Pasalnya, bangunan itu dianggap ilegal dan digunakan para peziarah yang ingin mengunjungi makam. Padahal, jasad Mbah Priok sudah tidak lagi ada di tempat itu.

Jasad Mbah Priok beserta jasad lain yang berada di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dobo, Kelurahan Koja, Jakarta Utara, telah dipindahkan ke TPU Semper. Alasannya, lokasi di Jalan Dobo itu sudah menjadi tanah milik PT Pelindo II berdasarkan putusan pengadilan.

Pemindahan tersebut dilakukan sejak tahun 1997. Anehnya, para ahli waris kemudian membangun kembali bangunan fisik makam di tempat semula pada September 1999.

Selain membangun makam, para ahli waris juga mendirikan bangunan tambahan secara ilegal di sekeliling makam. Hal inilah yang menjadikan PT Pelindo II meminta bantuan Pemprov DKI untuk menertibkan bangunan tersebut. Penertiban dilakukan karena areal itu masuk dalam rencana perluasan pelabuhan peti kemas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com