Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama dan Logika Israel

Kompas.com - 03/06/2010, 08:43 WIB

Oleh IVAN A HADAR*

KOMPAS.com — Tak bisa diterima, biadab, dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Itulah beberapa reaksi komunitas internasional atas serangan berdarah Israel terhadap penumpang kapal berbendera Turki, Mavi Marmara, yang membawa sukarelawan serta bantuan kemanusiaan menuju Jalur Gaza.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebutnya "pembantaian" dan "kejahatan menjijikkan". Ia mendeklarasikan tiga hari berkabung di kawasan Palestina. Pemerintah Turki menuduh "Israel sengaja membunuh warga sipil tak berdosa dan kembali menunjukkan mereka tidak peduli dengan kehidupan manusia serta upaya perdamaian".

Negara-negara Eropa yang tak jarang diam atas ulah Israel pun bereaksi keras. Bahkan, Pemerintah Perancis yang sebenarnya sangat bersahabat dengan Israel mengatakan "tak ada alasan apa pun untuk membenarkan tindakan kekerasan tersebut".

Rusia menuntut anggota kuartet perundingan Timur Tengah, yaitu PBB, Rusia, Uni Eropa, dan terutama AS, segera menekan Israel. Sebuah tuntutan yang tak mudah dilakukan melihat reaksi Israel dan kelompok lobinya selama ini atas desakan Obama untuk memulai lagi perundingan perdamaian dengan Palestina.

Arah baru AS

Dalam KTT Nuklir baru-baru ini, Obama dengan tegas mengatakan, perdamaian Timteng adalah kepentingan vital bagi keamanan nasional AS. Sebuah kalimat yang—oleh Israel dan penduduk Yahudi AS—dianggap sebagai arah baru kebijakan AS yang semakin mengambil jarak terhadap Pemerintah Israel.

Tersirat dalam kalimat Obama, "Hati-hati Israel, kami tidak akan tinggal diam dalam konflik Timteng karena kepentingan kalian tidak lagi menjadi kepentingan kami." Kebijakan pembangunan permukiman Yahudi di Yerusalem Timur oleh Pemerintah AS dianggap telah merusak misi AS di Timteng serta memperkuat musuh-musuh AS, seperti Iran dan Al Qaeda serta membahayakan tentara AS di Baghdad dan Kabul (Die Zeit, 31/6/2010).

Baru-baru ini, di hadapan Senat, Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS mengatakan, konflik antara Israel dan Palestina serta pendudukan Tepi Barat oleh Israel telah menyulut gerakan anti-AS di seluruh dunia.

Kemarahan AS bermula saat Wakil Presiden Joe Biden seakan disambut kedatangannya lewat pernyataan provokasi Mendagri Israel tentang pembangunan 1.600 rumah susun baru di kawasan pendudukan. Namun, seperti biasa, reaksi keras Washington tanpa tindak lanjut. Apakah pembunuhan terhadap warga sipil di kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza jadi momentum bagi Obama untuk bertindak tegas?

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com