Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Pekerjaan Rumah untuk Polri Jelang HUT Bhayangkara

Kompas.com - 28/06/2010, 17:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sengkarut skandal makelar kasus masih menjadi persoalan serius yang sedang terjadi di tubuh Kepolisian RI saat ini. The Indonesian Human Rights Monitor atau Imparsial menilai setidaknya ada 10 persoalan mendasar yang menjadi pekerjaan rumah utama bagi Polri jelang perayaan HUT Bhayangkara ke 64 pada 1 Juli 2010 mendatang.

"Situasi-situasi (permasalahan) seperti inilah menimbulkan pesimisme publik terhadap peran kepolisian sebagai penegak hukum," kata Peneliti Imparsial Al Araf dalam jumpa pers di Kantor Imparsial, Jalan Selamet Riyadi, Matraman, Jakarta, Senin ( 28/6/2010 ).

Al Araf menekankan, permasalahan-permasalahan dalam tubuh Polri yang saat ini menjadi sorotan publik seharusnya menjadi motivasi petinggi Polri untuk mereformasi institusinya dari tingkat atas sampai ke jajaran terendahnya.

Sepuluh persoalan mendasar di tubuh Polri sebagaimana hasil riset Imparsial, kata Al Araf, bukan hanya sekadar menunjukan potret kepolisian saat ini. "Tapi kami mendorong terciptanya polisi yang profesional," tegasnya.

Riset Imparsial menyimpulkan 10 persoalan utama di tubuh Polri sebagai berikut:

1. Berbagai penyimpangan oleh aparat Polri terjadi secara kompleks. Beberapa kasus menunjukkan penyimpangan terjadi secara teroganisir dan sistemik tidak hanya anggota Polri berpangkat rendah namun mencakup perwira tinggi.

2. Penyimpangan dalam penanganan perkara bernuansa politis. Polri dapat memainkan peran signifikan menentukan jalannya kasus tersebut, termasuk dalam penetapan tersangka.

3. Tidak adanya satu koordinasi yang kuat antara Polri, Kejaksaan, dan Kehakiman dalam penanganan berbagai perkara.

4. Peraturan internal dalam bentuk Peraturan Kepala Polri (Perkap) belum menjadi acuan anggota Polri karena tidak disosialisasikan secara masif.

5. Pengawasan internal oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) dan Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum) tidak maksimal.

6. Pengawasan eksternal oleh Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) tidak efektif dan lemah.

7. Sanksi bagi anggota Polri hanya diberikan kepada yang melakukan tindak pidana, penyimpangan lain kasusnya tidak diteruskan ke pengadilan umum.

8. Minimnya akses masyarakat terhadap mekanisme penindakan Polri menjadi kendala dalam melakukan kontrol kepada Polri.

9. Jenjang kepangkatan di lingkungan Polri masih didasarkan pada model perkoncoan dan berorientasi pada pekerjaan, bukan pada profesionalitas dan pengabdian.

10. Pengelolaan anggaran masih belum maksimal dengan prinsip-prinsip transparansi.

Menurut Al Araf, kesepuluh persoalan mendasar Polri tersebut harus menjadi perhatian serius dan koreksi bagi Polri jelang HUT Bhayangkara. Dia menegaskan Polri perlu melakukan reformasi secara terbuka agar publik bisa memberikan kepercayaannya lagi kepada Polri sebagi mai penegak hukum.

"Hari Bhayangkara 1 Juli haruslah menjadi momentum Polri untuk secara komprehensif dan terstruktur melakukan reformasi. Tidak hanya di level sistem, struktur, dan instrumen, tapi juga kulur institusinya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com