Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengerukan 13 Sungai dan Situ Awal 2011

Kompas.com - 06/07/2010, 03:45 WIB

Jakarta, Kompas - Setelah tertunda selama satu tahun, pengerukan 13 sungai utama akan dimulai awal 2011. Pengerukan sungai dan situ di Jakarta dan sekitarnya mengurangi risiko banjir di Ibu Kota 40 persen.

”Lelang proyek pengerukan 13 sungai utama akhir 2010. Meski terlambat karena hambatan teknis dan administrasi, pengerukan diprioritaskan untuk mengurangi risiko banjir di Jakarta,” kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo saat peluncuran buku Mengapa Jakarta Banjir: Pengendalian Banjir Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Balaikota DKI Jakarta, Senin (5/7).

Menurut Fauzi, pengerukan sungai meningkatkan daya tampung air sehingga genangan tidak mudah terjadi. Air lebih mudah mengalir ke laut sehingga banjir di darat cepat diatasi.

Pengerukan beberapa anak sungai dan mulai beroperasinya Banjir Kanal Timur (BKT) membuktikan, peningkatan daya tampung air saluran drainase mengatasi genangan dan banjir. Di Jakarta Timur dan Jakarta Utara, yakni kawasan hilir BKT, genangan dan banjir yang semula bertahan hingga 72 jam kini surut setelah 14 jam.

Selain itu, pengerukan dan normalisasi beberapa situ dan waduk di kawasan hulu sungai di selatan Jakarta. Waduk dan situ menjadi tempat parkir air agar tidak semua tercurah ke sungai-sungai Jakarta.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Sarwo Handayani mengatakan, Pemprov DKI dan Pemerintah Pusat akan membangun terowongan penghubung Sungai Ciliwung dan Sungai Cipinang. Terowongan itu untuk mengalihkan air dari Ciliwung saat ada banjir kiriman ke Cipinang.

Dia mengatakan, jumlah penduduk Jakarta bertambah sehingga rumah kian banyak dan lahan terbuka berkurang. Tanah kian sulit menyerap air dan air kian tercurah ke sungai. Hasil peta citra satelit 1992 dan 2009, kawasan terbangun semula terfokus di Jakarta, kini hingga ke kawasan Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. (ECA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com