Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Siapkan Pengerukan Enam Kali

Kompas.com - 12/07/2010, 03:38 WIB

Jakarta, Kompas - Untuk mengurangi risiko banjir di beberapa kawasan, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta mempersiapkan pengerukan enam segmen sungai. Mereka menyiapkan Rp 20 miliar untuk pengerukan sungai sambil menunggu pengerukan secara menyeluruh pada awal 2011.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo, Minggu (11/7) di Jakarta Pusat, mengatakan, proyek pengerukan sungai itu mulai Agustus dan selesai pada pertengahan Desember. Pengerukan itu diha- rapkan dapat mengurangi risiko banjir pada Januari dan Februari 2011 pada puncak musim hujan.

Pengerukan keenam segmen sungai meliputi Sungai Grogol, dari Jalan Palmerah hingga Jalan Kyai Tapa, Jakarta Barat; Sungai Ciliwung, dari Jalan Manggarai hingga Jalan Matraman, Jakarta Timur; dan Kali Penghubung Rawa Kerbau, dari Jalan Cempaka Putih hingga Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat.

Pengerukan lainnya di Kali Penghubung Kesehatan, dari Jalan Cideng Timur sampai Jalan Tanah Abang, Jakarta Pusat; Saluran Serdang, Jalan Sunter Jaya, hingga Lapangan III Jakarta Utara; dan Kali Krukut Bawah.

Pengerukan sungai dan saluran penghubung itu karena pendangkalan di keenam segmen itu sangat parah. Pengerukan menambah daya tampung sungai dan saluran sehingga air lebih cepat mengalir.

”Sudah 72 segmen sungai dan saluran dikeruk sejak tahun 2008. Pengerukan terbukti membuat genangan lebih cepat surut sehingga tidak sampai menimbulkan banjir di wilayah sekitar sungai,” kata Ery.

Pemerintah Provinsi DKI hanya dapat mengeruk sungai dan saluran segmen demi segmen karena keterbatasan anggaran. Pengerukan 13 sungai utama secara menyeluruh dari hulu sampai hilir rencananya berdana Rp 1,2 triliun pinjaman dari Bank Dunia, yang bakal cair tahun depan.

Selain mengeruk sungai dan saluran, Pemprov DKI memfokuskan usaha penanganan genangan di Jalan MH Thamrin. Di jalan itu, dinas pekerjaan umum membangun terowongan air di bawah Jalan MH Thamrin serta menyediakan pompa pendorong air dan saluran penampung atau long storage di Kali Cideng sampai Jalan Tarakan.

Pembangunan terowongan air itu untuk mengalirkan genangan air dari badan jalan ke Kali Cideng di belakang Gedung Jaya. Agar air mengalir lebih cepat, diperlukan pompa pendorong air di pangkal Kali Cideng.

Air di ujung Kali Cideng dialirkan ke saluran penampung agar tak meluap dan menggenangi sekitarnya. Selanjutnya, air itu dialirkan ke Kanal Banjir Barat untuk dibuang ke laut.

Ketiga proyek itu menghabiskan Rp 85 miliar dan bakal selesai Desember 2010. Ery memprediksi pengerjaan ketiga proyek itu bakal mengganggu lalu lintas karena akan ada penggalian untuk membangun terowongan air.

Percepatan aliran air diperlukan agar Jalan MH Thamrin tak sampai tergenang saat hujan deras. Selain menimbulkan kemacetan parah, genangan di Jalan MH Thamrin berpotensi mengganggu jalannya pemerintahan dan bisnis.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah terjebak genangan di Jalan MH Thamrin dan pindah dari mobil sedan ke mobil yang lebih tinggi untuk melintasi genangan itu. (ECA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com