Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situ Gintung Bukan Solusi Atasi Banjir

Kompas.com - 16/09/2010, 14:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rehabilitasi Situ Gintung di Tangerang Selatan tidak akan banyak membantu menanggulangi banjir di Kali Pesanggrahan. Banjir di wilayah ini lebih banyak disebabkan masalah sosial dari penduduk di sekitar sungai.

Direktur Irigasi, Sungai, Rawa, dan Danau Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Pitoyo Subandrio mengatakan, banjir di sepanjang Kali Pesanggrahan terjadi karena akumulasi dari beragam permasalahan.

Selain karena perubahan iklim yang menyebabkan cuaca tak menentu dan naiknya permukaan air laut, banjir tersebut juga diakibatkan oleh perilaku masyarakat yang menghambat resapan air.

Pitoyo menuturkan, meningkatnya intensitas banjir di sekitar Kali Pesanggrahan dan Kali Krukut, Jakarta Selatan, tak lepas dari perubahan lahan di lokasi tersebut dalam lima tahun terakhir. Daerah hulu yang semestinya menjadi area resapan, seperti di Sawangan, telah berubah menjadi permukiman padat. Pola hidup warga yang tak memanfaatkan air hujan menjadi air resapan pada akhirnya juga menyebabkan melonjaknya volume air yang harus ditampung di kedua sungai tersebut.

"Tuhan itu memberi kita cukup air, 2,5 meter selama satu tahun seluas catchment area. Tapi, manusia menjadikannya (air) comberan, langsung dibuang ke laut," kata Pitoyo kepada Kompas.com, Kamis (15/9/20010) siang.

Terkait dengan rencana penyelesaian rehabilitasi Situ Gintung pada akhir Desember 2010, Pitoyo menegaskan, "(Situ Gintung) itu tidak banyak urusan dengan banjir. Itu hanya anak Kali Pesanggrahan untuk resapan air supaya sumur-sumur warga di sana tidak dalam lagi."

Sejak bobolnya tanggul Situ Gintung pada awal tahun lalu, beberapa wilayah di sekitar Kali Pesanggrahan menjadi langganan banjir, seperti di Kompleks Ikatan Keluarga Pegawai Negeri (IKPN), Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Dalam dua hari terakhir, ratusan rumah di kompleks tersebut tergenang air hingga setinggi 1,5 meter. Warga terpaksa mengungsi ke masjid ataupun gedung sekolah terdekat.

Berdasarkan data Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Situ Gintung dibangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1932-1933 dengan luas 31 hektar dan kapasitas penyimpanan air 2,1 juta meter kubik. Namun, pada tahun 2008, luas situ tinggal 21,4 hektar. Kapasitas penyimpanan air pun berkurang menjadi hanya 1,5 juta meter kubik.

Untuk menanggulangi banjir di wilayah ini, kata Pitoyo, tidak hanya bisa dilakukan secara struktural melalui pembangunan tanggul ataupun pelebaran sungai hingga 60 meter. Pembangunan struktural ini juga harus dibarengi dengan perubahan pola pikir masyarakat mengenai pentingnya resapan air dan kebersihan saluran air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com