Mereka Berjalan Bersama-sama karena Takut

JAKARTA, KOMPAS.com — Berjalan kaki sepanjang 3 kilometer, dari sebuah rumah tinggal di Jalan Puyuh Raya menuju lahan kosong tempat peribadatan di Ciketing, bukanlah bagian dari ritual kebaktian jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah, Ciketing, Bekasi. Mereka berjalan bersama-sama karena rasa takut akan adanya insiden pengeroyokan dan penganiayaan seperti pada 8 Agustus lalu, yang membuat takut untuk berjalan sendiri-sendiri.

"Karena adanya ketakutan yang luar biasa akan peristiwa pengeroyokan pada 8 Agustus lalu, akhirnya mereka takut untuk berjalan sendiri-sendiri, makanya mereka berjalan bersama-sama," kata Saor Siagian, kuasa hukum jemaat HKBP, dalam konferensi pers yang diadakan oleh Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk), Jumat (17/9/2010) di Komunitas Utan Kayu, Jakarta.

Saor mengungkapkan hal tersebut untuk mengklarifikasi beredarnya statement mengenai iring-iringan long march yang dilakukan oleh jemaat HKBP adalah sebagai bentuk provokasi terhadap warga sekitar dengan bernyanyi-nyanyi sepanjang jalan. "Itu tidak benar. Mereka berjalan beriring-iringan tersebut karena mereka takut," terangnya.

Dipaparkannya, semenjak adanya pengeroyokan dan penganiayaan yang dilakukan terhadap jemaat HKBP pada 8 Agustus lalu, memang jemaat HKBP sangat ketakutan untuk berjalan sendiri ke lokasi peribadatan yang berada di sebuah lahan kosong di daerah Ciketing.