Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Kontainer Keluhkan Jalur Tol

Kompas.com - 19/09/2010, 16:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para sopir kontainer mengeluhkan amblesnya Jalan RE Martadinata, Ancol, Jakarta Utara, beberapa hari lalu. Mereka yang biasa melintas di jalur itu harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya tol sebagai jalur alternatif menghindari jalan itu.

Ajit (32), salah satu sopir kontainer, mengatakan, pengeluarannya bertambah untuk biaya tol sebesar Rp 15.500 sekali jalan. Setelah jalur RE Martadinata ditutup, sopir yang biasa mengangkut batu bata ke daerah Cikopo, Tangerang, itu harus masuk ke gerbang Tol Ancol dan keluar di gerbang Tol Jembatan Tiga.

Sekali jalan, Ajit mendapat komisi Rp 425.000 dari atasan. "Itu udah untuk semuanya. Solar Rp 300.000, bayar tol Rp 50.000-an sampai Tangerang. Belum lagi di jalan polisi iseng, tukang parkir. Sisanya buat makan sama bayar kenek. Kadang malah nombok," keluh warga Tanjung Priok itu ketika berbincang dengan Kompas.com di lingkungan terminal bongkar muat Tanjung Priok, Sabtu (19/9/2010).

"Bos mana mau tau kami di lapangan. Yang penting barang sampe. Yah salah satu siasatin-nya kami lewat bawah (RE Martadinata). Lumayan bisa ngirit Rp 31.000 buat bawa ke rumah," tambah ayah dua anak itu.

Hal senada disampaikan Hendra (24), sopir kontainer lainnya. Ia mengatakan, mayoritas rekan-rekan seprofesi enggan melewati jalur alternatif, yakni melewati Danau Sunter-Kemayoran-Gunung Sahari-Ancol. Selain karena lebar jalan yang relatif sempit, jalur itu menambah keperluan bahan bakar. "Rugi solar, rugi waktu. Seharusnya bisa istirahat," ungkapnya.

"Kami minta pemerintah cepet-cepet selesain (pembangunan) jalan. Katanya tiga bulan selesai, terlalu lama. Kami udah susah, mohon dibantu," pinta Hendra, sementara Ajit ikut mengangguk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com