Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Coba-coba Jadi Bisnis

Kompas.com - 26/09/2010, 12:31 WIB

Hobi memasak sejak kecil membuat Bhayu memilih memperdalam tentang tata boga melalui jalur akademis, yaitu di SMK dan saat kuliah di Akademi Kesejahteraan Sosial Yogyakarta.

”Di tempat kursus masak, saya bisa dapat pengetahuan yang tidak saya dapat saat sekolah dan kuliah. Di NCC, saya bisa dapat resep, punya banyak teman, dan dapat kerjaan juga,” kata Bhayu.

Dengan keahliannya itu, Bhayu pun sering menerima pesanan makanan sejak masih kuliah. Dia bahkan mengaku belum pernah mencari pekerjaan sejak lulus kuliah tahun lalu karena justru pekerjaanlah yang datang kepadanya. Selain bisnis bersama ibu dan kakaknya, Bhayu juga punya usaha jasa kurir untuk mengantarkan kue yang dibuat peserta kursus lainnya.

Tak hanya untuk bisnis, keahlian Bhayu mengolah makanan juga sering dimanfaatkan teman-temannya. Saat berkemah, dia selalu mendapat tugas menyediakan makanan. Tak tanggung- tanggung, masakan yang dia buat adalah piza. ”Jadi, setiap berkemah, saya bawa bahan makanan lengkap,” kata Bhayu yang memang hobi membuat makanan Italia.

Keahlian masak juga dimanfaatkan Keliek, Afit D Purwanto (30), dan Widodo Disto (42) untuk berbisnis. Keliek yang belajar masak sejak masih sekolah di SMP tahun 1977 pernah berjualan mi ayam di dekat kampusnya sambil kuliah pada tahun 1986.

Usaha mi ayam yang hampir bangkrut dia ambil alih. Dengan mengganti resep dari pedagang sebelumnya, bisnis ini berjalan kembali, bahkan lebih laris dari sebelumnya. ”Rahasianya, ayamnya diganti ayam kampung, rasa manisnya dikurangi. Banyak mahasiswa yang enggak suka manis karena enggak semuanya orang Yogya,” kata Keliek.

Sementara Afit dan Disto punya tempat makan yang sudah terkenal di Jakarta. Afit bersama istri dan dua rekannya membuka warung steak Holycow di Jalan Radio Dalam. Sementara Disto punya Kedai Disto di Jalan Cipete Raya yang menyediakan masakan serba ikan patin.

Hobi memasak dimulai ketika Disto sering membantu ibunya di dapur, terutama ketika di rumahnya digelar hajatan besar.

Memasak yang awalnya menjadi kepuasan untuk sendiri akhirnya dijalani lebih serius pada tahun 1999 dengan membuka rumah makan. Menu ikan patin dipilih supaya berbeda dengan rumah makan lain yang banyak terdapat di kawasan Cipete. ”Apalagi, tidak semua orang bisa mengolah patin,” kata Disto.

Sementara Afit membuka warung steak wagyu karena tidak puas dengan yang dijual di berbagai restoran, terutama karena harganya yang mahal. ”Saya coba bikin sendiri, sausnya juga. Ternyata kalau dihitung, biayanya bisa lebih murah,” tutur Afit, suami presenter Lucy Wiryono ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com