Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nur Mahmudi Unggul

Kompas.com - 18/10/2010, 05:02 WIB

Depok, Kompas - Sehari setelah pemungutan suara pemilihan umum kepala daerah langsung, petahana Nur Mahmudi-M Idris Abdul Shomad unggul sementara. Keunggulan mereka terlihat dari hasil penghitungan cepat ataupun hitungan aktual partai politik dan lembaga survei.

Sejauh ini, proses penghitungan suara manual di tingkat kecamatan hampir rampung. Imphi Khani Badjuri, anggota Kelompok Kerja Penghitungan Suara Komisi Pemilihan Umum, mengatakan, proses penghitungan itu tinggal menyelesaikan prosedur administrasi. Jika tidak ada perubahan, Senin pagi, seluruh dokumen penghitungan suara di tingkat kecamatan dapat dikirim ke Kantor KPU Depok.

Keunggulan Nur Mahmudi-M Idris Abdul Shomad terlihat dari hasil penghitungan cepat ataupun hitungan aktual partai politik dan lembaga survei.

Berdasarkan hitungan cepat Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), pasangan Nur Mahmudi-Idris Andul Shomad unggul di delapan kecamatan di Depok. Versi Puskaptis, pasangan ini meraih suara 38,38 persen dari 87,2 persen suara yang masuk dalam hitung cepat pada Sabtu (16/10).

”Data ini kami himpun dari 125 relawan. Mereka menghimpun hasil penghitungan di 125 TPS yang sudah disahkan saksi-saksi,” tutur Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid.

Keunggulan pasangan Nur Mahmudi-M Idris Abdul Shomad terjadi di Kecamatan Pancoran Mas, Sukmajaya, Cilodong, Limo, Cinere, Cimanggis, Tapos, dan Bojongsari.

Diprotes

Kemarin, Komisi Pemilihan Umum Kota Depok sudah menuai protes sebagian warga. Mereka kecewa dengan kinerja KPU yang mengabaikan hak pilih sehingga nama mereka tidak tercatat dalam daftar pemilih tetap atau DPT.

Puluhan orang yang tergabung dalam Barisan Penyelamat Rakyat Depok (Bentrok) mendatangi Kantor KPU Depok, Minggu (17/10) di Depok, Jawa Barat. Massa melempari papan nama KPUD dengan pepaya dan membakar atribut pilkada. ”Kami menduga KPU Depok tidak netral sehingga banyak masyarakat yang tidak mendapat hak pilih,” tutur A Fikri, aktivis Bentrok.

Persoalan DPT ini juga disoroti tim pemenangan pasangan Badrul Kamal-Agus Supriyanto. Ketua Tim Pemenangan Badrul-Agus, Rintis Yanto, berencana membawa persoalan ini ke ranah hukum. ”Kami sudah tidak mementingkan hasil. Kami sedang menyiapkan gugatan ke KPU,” kata Rintis Yanto.

Petahana Nur Mahmudi Isma’il turut angkat suara mengenai DPT. Menurut dia, persoalan DPT juga merugikannya. Paling tidak, sekitar 20 sampai 30 orang di sekitar rumahnya, di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, tidak terdaftar dalam DPT. ”Kita perlu mengevaluasi kerja KPU,” kata Nur Mahmudi.

Pengajar Departemen Ilmu Politik, FISIP Universitas Indonesia, Ikhsan Darmawan, menilai, keunggulan pasangan Nur Mahmudi-Idris Abdul Shomat bukti mesin politik partai besar mati. Mestinya, dengan modal dukungan partai politik besar, pasangan Badrul-Agus dapat menjadi pemenang. (NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com