Palembang, Kompas -
Demikian disampaikan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan Singgih Himawan kepada wartawan di Palembang, Sabtu (23/10). Ia mengatakan, bantuan bibit karet itu terbuka bagi semua petani karet. Namun, prioritasnya bagi petani yang memiliki lahan sendiri.
Pertimbangan Pemprov Sumsel menggulirkan program ini terkait dengan harga jual getah karet yang tengah membaik. Dengan demikian, pemerintah berasumsi sebagian petani memiliki alokasi dana cukup untuk mendukung kegiatan peremajaan pohon karet tua.
”Jadi, pada prinsipnya bantuan pemerintah ini sifatnya membantu peremajaan untuk sebagian lahan saja. Jika petani
Agar tepat sasaran, pemprov akan meminta masukan dan data dari pemerintah kabupaten, terutama terkait siapa saja petani karet yang layak menerima bantuan. Proyek akan dimulai akhir 2010 dengan dukungan dana APBD Sumsel sebesar Rp 20
Berdasarkan data APBD Sumsel, peremajaan karet rakyat ini merupakan proyek rutin pemprov yang sudah digulirkan sejak lima tahun silam. Tahun lalu, dialokasikan dana hingga Rp 19 miliar untuk proyek ini.
Proyek peremajaan karet dijadikan agenda rutin pemerintah daerah, dengan mempertimbangkan sebanyak 60 persen atau 1,2 juta dari total luas lahan karet sebanyak 2 juta hektar di Sumsel masih didominasi tanaman tua. Akibatnya, produktivitas pohon karet tidak bisa maksimal.
Menurut pengamat perkebunan Syamuil Chatib, jika pemerintah ingin meningkatkan pendapatan asli daerah dari ekspor karet sekaligus mempertahankannya sebagai sektor unggulan, mau tidak mau peremajaan karet tua menjadi satu-satunya solusi yang harus diterapkan.
”Peremajaan ini juga mesti dimulai secara bertahap. Namun, sayangnya, program ini sempat terhenti di tingkat petani ketika krisis global menghantam bisnis karet sepanjang 2008-2009 silam,” kata Syamuil.
Syamuil berpendapat, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk meremajakan karet tua. Alasannya, harga jual masih tinggi di pasaran sehingga membuat petani pun bergairah untuk merehabilitasi tanaman.