Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Beye dan Kerabatnya" Siap Beredar

Kompas.com - 08/11/2010, 10:41 WIB

KOMPAS.com — Setelah sukses dengan dua buku seri sebelumnya, Penerbit Buku Kompas atau PBK kembali menerbitkan seri ketiga "Tetralogi Sisi Lain SBY" berjudul Pak Beye dan Kerabatnya. Buku dengan sampul warna hijau ini mulai beredar di toko-toko buku, Selasa (9/11/2010).

Saat dihubungi lewat telepon, Patris dari PBK mengungkapkan, buku itu sudah selesai dicetak, tetapi baru akan beredar di pasaran mulai Selasa besok. "Nanti bukunya kita sebar secara serentak, tidak hanya di Toko Buku Gramedia, tetapi juga di toko buku lainnya," ujar Patris.

Buku Pak Beye dan Kerabatnya langsung dicetak 20.000 eksemplar untuk mengantisipasi permintaan pasar. "Karena dua seri buku sebelumnya laris, cetakan pertama buku ini kita buat 20 ribu copy," lanjut Patris.

Keempat seri buku "Tetralogi Sisi Lain SBY" merupakan kumpulan tulisan Wisnu Nugroho, wartawan Kompas, yang pernah bertugas di Istana Negara. Pengalamannya tersebut dibagikan di social blog Kompasiana secara ringan dan jenaka, dilengkapi dengan foto-foto eksklusif.

Dua seri pertama tetralogi SBY, Pak Beye dan Istananya serta Pak Beye dan Politiknya sudah beredar di pasar sejak akhir Juli 2010. Keduanya mendapat sambutan hangat khalayak pembaca.

Hingga saat ini buku seri pertama sudah dicetak sebanyak 42.000 eksemplar, sedangkan seri kedua 30.000 eksemplar. "Kita akan cetak lagi buku seri pertama karena stoknya mulai habis," imbuh Patris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com