Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup di Balik Bayang-bayang Tanggul Jebol

Kompas.com - 13/12/2010, 07:19 WIB

Sejumlah warga Kecamatan Undaan, Kecamatan Jati, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, tinggal di balik bayang-bayang tanggul jebol. Bagaimana tidak, posisi sungai ketika banjir, apalagi tanggulnya lebih tinggi ketimbang jalan desa dan permukiman warga.

Di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, misalnya, ketinggian tanggul Sungai Wulan lebih kurang 3-4 meter dari jalan desa. Jarak antara tanggul dengan permukiman terdekat hanya sekitar 10 meter.

”Ya kalau tanggulnya jebol, permukiman kami akan luluh lantak akibat tersapu banjir,” kata Sugito (45), warga Desa Setrokalangan di Kudus, Minggu (12/12).

Kondisi serupa terjadi pula di Kecamatan Undaan. Pada akhir Desamber 2007, tanggul yang berada lebih tinggi ketimbang permukiman warga jebol di tiga titik, yaitu di Desa Medini, Sambung, dan Undaan Kidul. Banjir dengan ketinggian air 1-1,5 meter tersebut menggenangi 80 persen kawasan di Kecamatan Undaan dan memutus arus lalu lintas Purwodadi-Kudus.

Waktu itu tanggul Sungai Wulan yang lebarnya tiga meter jebol tak kuat menampung tekanan air yang debitnya mencapai 1.100 meter kubik per detik. Padahal Sungai Wulan hanya mampu memuat air sebanyak 720 meter kubik per detik.

Meski tidak sebesar kejadian tiga tahun lalu, Sungai Wulan yang debit airnya bertambah sejak Jumat pekan lalu menyebabkan warga yang tinggal dekat tanggul khawatir. Pasalnya, jarak antara permukaan air dengan permukaan tanggul rata-rata hanya satu meter.

Pada Sabtu (11/12) sekitar pukul 18.00, air Sungai Wulan melimpas di saluran pembuang atau spill way di Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu. Luapan itu menyebabkan Sungai Serang Wulan Drain (SWD) II penuh dan airnya melimpas ke permukiman dan persawahan warga.

Sebanyak 50 rumah dan 150 hektar sawah di Dukuh Goleng, Desa Pasuruan Lor, Kecamatan Jati, kebanjiran dengan ketinggian air 20–80 sentimeter. Begitupula di Desa Setrokalangan, sebanyak 30 rumah dan 500 hektar sawah tergenang banjir.

”Banjir hampir setiap tahun menghantui kami. Celakanya, banjir yang datang merupakan banjir kiriman dari hulu,” kata Kepala Dukuh Goleng, Warsito.

Sungai Wulan adalah cabang dari pertemuan Sungai Lusi dan Sungai Serang. Sungai Lusi mengalir dari kawasan Blora dan Grobogan, sedangkan Sungai Serang dari kawasan Waduk Kedungombo. Kedua Sungai ini bergabung di bangunan pembagi banjir di Desa Wilalung, Kecamatan Undaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com