Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka Merebak di Kedua Belah Pihak

Kompas.com - 11/02/2011, 08:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Situasi lalu lintas di ruas Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (10/2/2011), normal kembali. Namun, masuk sedikit ke dalam permukiman di kawasan itu, tepatnya di sebuah rumah di RT 06 RW 06 di Jalan H Marjuki, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, suasana duka kental menyelimuti.

Sehari sebelumnya, Rabu (9/2/2011) pagi, Siti Munsiah yang akrab dipanggil Titi seperti biasa membantu anak sulungnya, M Rizky Firmansyah (9), bersiap sebelum berangkat ke sekolahnya di SDSN 02 Mampang. Tidak seperti biasanya, di tengah kesibukan pagi itu, tiba-tiba ada yang terasa sesak di hati Titi.

Rabu siang, jantung Titi nyaris berhenti berdetak mendengar kabar kecelakaan Rizky. Ia dan suami, Hadi Sutriono, sesama pegawai di bagian Sekretariat DPR di Senayan, segera bergegas pulang. Hanya jasad Rizky yang mereka temui.

Bocah kelas 4 SD itu tewas setelah tertabrak bus transjakarta jurusan Ragunan-Dukuh Atas, Rabu sekitar pukul 11.30.

”Dia anak yang baik dan cerdas. Sulit melihat dia pergi lebih dulu,” kata Munawar, kakek Rizky, saat menerima ucapan duka cita dari para pelayat.

Keluarga Rizky memang cukup terpandang di kawasan Mampang. Menurut beberapa kenalan keluarga dan tetangga, keluarga ini sudah turun-temurun tinggal di Mampang. Munawar dikenal sebagai tokoh masyarakat setempat. Hadi dan Titi juga berhubungan baik dengan warga sekitar.

Rizky yang energik pun akrab dengan anak-anak lain di gang kecil itu. Keberhasilan dia menjadi murid SDSN 02 Mampang menjadi kebanggaan tersendiri.

”Bisa dibilang mereka contoh warga yang baik bagi warga di sini,” ucap beberapa pelayat.

Tidak heran kalau bukan pihak keluarga saja yang bersedih. Bahkan, seusai menguburkan jasad cucunya pada Rabu petang lalu, Munawar—didukung warga sekitar—tetap menuntut Rumengan datang ke rumahnya. ”Saya ingin dia minta maaf,” katanya.

Munawar bahkan sempat menolak imbauan polisi agar segera membuka penutupan jalan berupa pot-pot tanaman besar yang diletakkan di tengah jalur bus transjakarta. Setelah Hadi membujuknya, Munawar pun luluh. Sebagai ayah yang sangat berduka, Hadi berkata kepada Munawar bahwa ada ratusan orang lain yang membutuhkan bus transjakarta untuk pulang kerja Rabu sore lalu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com