Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang Jalan Sayur Asem

Kompas.com - 20/02/2011, 03:37 WIB

Papan nama bertuliskan ”Jalan Sayur Asem” terpasang di salah satu persimpangan menuju Jalan Joglo Raya, Jakarta Barat. Pemerintah kecamatan setempat menjadikan sayur asem untuk menamai jalan yang dulunya berupa gang buntu itu. Dari awalnya hanya dilalui kerbau-kerbau, kini Jalan Sayur Asem selalu ramai dengan deretan mobil dan sepeda motor.

Tepat di samping papan nama jalan tersebut, H Matalih berjualan sayur asem. Warung itu diwarisi dari orangtuanya yang telah berjualan aneka makanan sejak tahun 1945. Sayur asem menjadi menu utama di warung tersebut sejak tahun 1970 hingga sekarang. Jalan tersebut memperoleh nama sebagai Jalan Sayur Asem pada tahun 1980-an.

Meskipun ramai dikunjungi, H Matalih sama sekali tidak memasang papan penanda nama warung. Para pelanggan baru pun akhirnya berpedoman pada nama Jalan Sayur Asem untuk mencari lokasi warung sayur asem khas Betawi ini. Apalagi, bangunan warung yang berdinding kayu dengan lantai tanahnya itu tidak cukup mencolok untuk menjadi pedoman pencarian lokasi warung.

Lantai tanah

H Matalih mengaku sengaja mempertahankan lantai tanah sebagai pengingat zaman susah. Pertama kali berdagang bersama orangtuanya, H Matalih baru berusia 12 tahun. ”Lantai tanah mengingatkan kita bahwa hidup harus seimbang dengan tanah. Lantai tanah juga membuat udara tidak panas dan tidak membuat piring pecah ketika jatuh,” kata H Matalih.

Demi menjaga pertalian dengan masa lalu pula, H Matalih tetap mempertahankan dekorasi warung bergaya khas Betawi. Dinding warung dari kayu yang bercat coklat juga dipercantik dengan beberapa ukiran Betawi. Proses pemasakan nasi pun masih menggunakan cara tradisional, dengan menggunakan kukusan.

Kenangan pada masa lalu juga menjadi alasan bagi H Zaini untuk mempertahankan bentuk warung sama seperti ketika masih dikelola ayahnya, H Masa. Konsumen cukup mudah mencari lokasi warung yang di atasnya dipasang papan nama bertuliskan ”Sayur Asem H Masa”. Meskipun berlokasi di pinggir jalan alternatif di Jalan Sektor Raya Pondok Aren, Tangerang, warung ini sudah sangat terkenal sehingga mudah ditemukan.

Untuk memfasilitasi pelanggan, H Zaini menyediakan lokasi parkir yang cukup luas di seberang warung. Warung Sayur Asem H Masa berkapasitas 200 pengunjung. Berdiri sejak tahun 1980-an, Warung H Masa mulai berkembang pesat pada tahun 1996.

Warung H Masa dirintis dari etalase kecil dengan menjual lauk yang diibaratkan hanya sebanyak tiga ayam, tiga telur, dan tiga ikan. Awalnya, pelanggan hanya berasal dari pekerja peternakan ayam. Kini, pelanggannya cukup beragam, termasuk artis dan pejabat, mulai dari pesinetron hingga bupati dan wali kota.

Dari usaha warung sayur asem, H Masa bisa melakukan ibadah haji hingga tiga kali. Foto-foto kala di Tanah Suci menjadi hiasan di warungnya. Tak pernah mengenyam pendidikan sekolah dan hanya bisa menulis namanya saja, H Matalih juga beribadah haji hingga empat kali. Dia kini mempekerjakan 10 karyawan. Kunci keberhasilan mereka adalah konsistensi dalam hal rasa. (WKM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com