Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI: Dana MRT Sampai Konstruksi Aman

Kompas.com - 22/03/2011, 14:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bencana gempa bumi dan tsunami yang menimpa Jepang dikhawatirkan berpengaruh pada komitmen Negeri Sakura memberikan pinjaman lunak melalui Japan International Construction Agency (JICA) untuk proyek mass rapid transit (MRT) di Jakarta. Namun, kekhawatiran ini diakui Deputi Gubernur DKI Bidang Transportasi Sutanto Soehodo tak beralasan. Sebab, Pemerintah Jepang masih belum merevisi komitmennya, bahkan pembiayaan MRT hingga tahap konstruksi pun dinilai aman.

”Sampai saat ini tidak ada penundaan, apa yang sudah menjadi komitmen buat kita untuk dilanjutkan tetap tidak akan berubah, bahkan pinjaman-pinjaman tadi sudah menjadi stand by loan,” ujar Sutanto, Selasa (22/3/2011), dalam diskusi ”Problematika dan Solusi Efektif Mengatasi Kemacetan Jakarta” di Hotel Acacia, Jakarta.

Namun, dia menampik bahwa uang pinjaman dari JICA sudah di tangan Pemerintah Indonesia. ”Belum begitu, paling tidak agreement-nya sudah ada,” ujar Sutanto.

Pernyataan Sutanto bertolak belakang dengan pernyataan Gubernur DKI Fauzi Bowo beberapa waktu lalu. Ketika ditanyakan soal pengaruh gempa dan tsunami di Jepang terhadap proyek MRT, Fauzi menjelaskan bahwa dana JICA tak terpengaruh karena sudah dipegang Pemerintah Indonesia.

”Untuk proyek MRT tahap pertama Lebak Bulus-Thamrin tidak terpengaruh karena dananya sudah ada di Pemerintah Indonesia jadi tidak perlu tunggu dari sana,” ucap Fauzi Bowo, Senin (14/3/2011) di Balaikota DKI. Pengucuran dana tersebut, lanjut Fauzi, sama sekali tidak mengalami keterlambatan.

”Kami tidak berharap itu berpengaruh karena memang semua sudah ditandatangani dan tinggal jalan saja,” ucapnya.

Sutanto mengatakan, publik tidak perlu khawatir lantaran komitmen Jepang masih belum berubah. ”Tentunya pinjaman itu bertahap. Paling tidak saya ingin katakan sampai kami ingin membangun kostruksinya pun kami sudah aman. Saya kira secara keseluruhan aman,” ujarnya.

Sebelumnya, lembaga pendonor JICA berkomitmen mengucurkan dana senilai 120 miliar yen atau setara dengan Rp 12,7 triliun untuk proyek tahap pertama MRT rute Lebak Bulus-Bundaran HI. Untuk tahap pertama, Pemprov DKI akan membangun terlebih dulu jalur MRT Utara-Selatan dengan proyek awalnya, yakni Lebak Bulus-HI.

Realisasi proyek tersebut memerlukan dana hingga 144,322 miliar yen atau sekitar Rp 15 triliun. Dana tersebut terbagi menjadi dana porsi pinjaman sebesar 120,017 miliar yen atau hanya sebesar 0,2 persen dan pembangunannya diambil dari APBN dan APBD sebesar 24,305 miliar yen.

Lintasan MRT rute Lebak Bulus-HI direncanakan sepanjang 15,5 kilometer dengan rincian 10,5 kilometer di permukaan tanah serta 5 kilometer di bawah tanah. Enam stasiun bawah tanah juga akan dibangun di sepanjang rute tersebut, yakni di Masjid Al Azhar, Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia, dan tujuh stasiun elevated, yakni di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.

Nantinya MRT diharapkan mampu mengangkut 960.000 orang per hari dengan headway per 5 menit. Target waktu perjalanan dari Lebak Bulus-HI mencapai 30 menit. MRT Lebak Bulus-HI mulai beroperasi pada tahun 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com