Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PERBANKAN

Pembobol Bank Bukan karena Kurang Gaji

Kompas.com - 31/03/2011, 15:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —Pembobolan bank oleh pegawainya sendiri dinilai oleh Direktur Utama BRI Sofyan Basir lebih kepada bentuk keserakahan manusia. ”Memang sebetulnya pengamanan-pengamanan itu sudah disiapkan, sistemnya sudah berjalan, tapi mendeteksi jalan pikiran manusia kan tidak mudah,” kata Sofyan di sela-sela pemaparan kinerja keuangan BRI 2010 di Jakarta, Kamis (31/3/2011).

Menurut dia, hal semacam ini tidak akan pernah selesai. Ia pun memberi contoh konkret BRI yang punya 75.000 karyawan dan tidak semuanya sempurna. ”Dengan memaksimalkan fungsi para auditor, misalnya kami sudah membangun residence auditor di tiap cabang, yang tadinya tidak ada sekarang sudah ada,” tuturnya sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi kasus-kasus pembobolan bank.

Selain itu, BRI juga menyiapkan teknologi untuk pengawasan pasif dan sistem pengawasan aktif. Menurut Sofyan, sejumlah upaya ini memiliki konsekuensi penambahan biaya, tetapi ini upaya untuk menjamin rekening nasabah. ”Kami sulit mendeteksi keinginan oknum yang memang dengan 1001 alasan melakukan tindak pidana. Menurut saya, ini hanya merupakan karena keserakahan, bukan kurang gaji,” ujarnya  yang menyebutkan bahwa pelaku hanya mengejar kemewahan yang sangat berlebihan.

Secara terpisah, hal senada juga disebutkan oleh Direktur Utama BNI Gatot Suwondo. "Secanggih-canggihnya sistem kalau orangnya enggak bener,  ya enggak bener. Enggak ada sistem orangnya bagus, ya bagus,” katanya yang menyebutkan bahwa ini adalah faktor orang atau pelakunya.

Gatot pun menyarankan agar nasabah perlu berhati-hati misalnya melakukan penandatangan dokumen sesuai prosedur, mengingat ada nasabah yang lalai akan hal tersebut. Selain itu, BNI pun cukup ketat dalam perekrutan karyawan, salah satunya dengan melakukan cek silang dengan institusi perbankan yang lain.

Seperti diketahui Polda Metro Jaya berhasil menggulung komplotan pelaku pembobol bank milik negara, Selasa (29/3/2011). Sepuluh tersangka dibekuk polisi, seorang di antaranya Wakil Kepala Cabang Bank BNI Margonda, Simprug, Jakarta Selatan. Selain menangkap pembobol Bank BNI, polisi juga menangkap otak pelaku pembobol dana PT Taspen di Bank Mandiri dan Bank BRI.

Menurut Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Ito Sumardi, dana nasabah BRI yang dibobol mencapai Rp 130 miliar, kemudian dana Tabungan Asuransi Pensiunan (Taspen) di Bank Mandiri dikuras sebesar Rp 110 miliar. Sedangkan di BNI berhasil dicegah saat berusaha membobol Rp 4,5 miliar.

Pekan lalu polisi juga menangkap MD, pegawai Citibank, yang membobol banknya sendiri sebesar Rp 17 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com