Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foke: Stadion Lebak Bulus Tetap Dipindah

Kompas.com - 07/04/2011, 18:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana penundaan penggusuran Stadion Lebak Bulus untuk pembangunan depo dan stasiun mass rapid transit dibantah Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Fauzi menegaskan, penggusuran tetap akan dilakukan pada tahun ini.

"Yang bilang kan kepala dinas saya, saya ini kan atasannya kepala dinas. Kalau saya katakan ini harus pindah, ya pindah," kata Gubernur, Kamis (7/4/2011) di Balaikota, Jakarta Pusat.

Pernyataan Gubernur ini bertolak belakang dengan pernyataan Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta Ratiyono yang mengatakan bahwa pemindahan Stadion Lebak Bulus batal dilakukan tahun ini. "Dipastikan tidak akan digusur tahun ini seperti rencana awal karena depo belum bisa dibangun. Kondisi Jepang seperti itu jadi tidak bisa juga dipaksakan," ujarnya.

Fauzi menegaskan, penggusuran tetap akan dilakukan tahun ini karena pada Maret 2012 sudah harus dimulai pembangunan fisik dengan melakukan ground breaking. "Yang pasti Stadion Lebak Bulus ini harus segera dipindahkan begitu depo dibangun. Sekarang kami masih cari pengganti yang lebih baik dan lebih besar," ujar Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo.

Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo juga menuturkan, persoalan belum turunnya dana bantuan Japan International Cooperation Agency (JICA) sama sekali tidak berpengaruh pada proses penggusuran Stadion Lebak Bulus. "Enggak ada hubungan Lebak Bulus dan JICA. Yang memutuskan (penggusuran) itu Pak Gubernur, sebelum pelaksanaan depo itu sudah kosong, kita ikut saja," katanya.

Rencananya, kompleks Stadion Lebak Bulus yang memiliki kapasitas 12.000 penonton tersebut akan segera digusur tahun ini untuk dialihfungsikan menjadi depo MRT. Tidak hanya stadion, nasib Terminal Lebak Bulus juga akan terkena proyek pembebasan lahan untuk pembangunan MRT koridor selatan-utara tahap I. Koridor dengan rute Lebak Bulus- Bundaran HI ini membentang sepanjang 15,2 kilometer dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com