Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modal Tantowi ke DPR Nyanyi Country

Kompas.com - 09/04/2011, 18:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPR yang juga bakal calon gubernur DKI Jakarta dari Partai Golkar, Tantowi Yahya, mengaku terus terang bahwa salah satu modalnya menjadi anggota DPR adalah dengan menyanyi country di daerah pemilihannya di Palembang, Sumatera Selatan. Seluruh dana kampanye yang dihabiskan bisa ditekan, yakni "hanya" Rp 800 juta. 

"Saya punya prinsip kampanye itu bukan untuk memenangkan popularitas ataupun kekuasaan. Bagi saya, kampanye adalah bagaimana kita memenangkan hati rakyat. Dengan memenangkan hati rakyat, secara otomatis dia akan memilih," kata Tantowi dalam wawancara khusus dengan Kompas.com.

Sebagai pendatang baru di dunia politik, Tantowi mengaku memberanikan diri turun langsung berkomunikasi dengan masyarakat di sana (Palembang). "Ketika itu, saya datangi penduduk dari desa ke desa, saya ngobrol dengan penduduk di sana. Sampai akhirnya, saya minta menginap dan mulai bersosialisasi untuk tahu bagaima kehidupan mereka," ungkapnya.

Demikian juga dengan hari-hari berikutnya, Tantowi mendatangi dan menumpang di rumah warga. Kalau ada undangan kawinan dari masyarakat, Tantowi tidak gengsi untuk datang. "Modal saya hanya organ tunggal yang tidak seberapalah, itu saya pakai untuk bernyanyi country dari desa ke desa, dari kondangan ke kondangan. Hanya dengan cara seperti itu saya hanya habis Rp 800 juta," ungkapnya.

Jumlah Rp 800 juta ini, menurut Tantowi, masih jauh lebih rendah dibandingkan kandidat lainnya yang saat itu juga turun dalam Pileg 2009. "Teman-teman saya ada yang mengeluarkan uang sampai miliaran," imbuhnya.

"Bagi saya, penting untuk mengetahui karakter pemilih kami dan tahu bagaimana pendapat mereka. Untuk pilkada di DKI, substansinya tetap sama, saya berupaya memenangkan hati, bukan popularitas ataupun kekuasaan," katanya.

Dengan cara ini, Tantowi berhasil meraih suara keempat tertinggi secara nasional di Partai Golkar. Sekitar 200.000 suara memercayakan Tantowi yang akhirnya melenggang menjadi politisi Senayan dengan menjadi anggota Komisi I DPR.

Mengenai pemilihan umum kepala daerah DKI Jakarta yang akan berlangsung tahun 2012, diprediksi bakal berlangsung sengit. Kampanye besar-besaran diperkirakan terjadi baik melalui kampanye media massa maupun dengan berbagai kegiatan. Bisa-bisa puluhan bahkan ratusan miliar rupiah terkuras untuk bisa mencapai impian mendapatkan kursi DKI 1 ini.

Tantowi tidak menampik mengenai dana kampanye besar-besaran ini. Namun, menurut dia, kunci keberhasilan kampanye bukan seberapa banyak uang yang dihabiskan dan seberapa dikenalnya seseorang. Ia berkeyakinan, kampanye adalah bagaimana cara meraih hati masyarakat, bukan meraih suara. Jangan terburu-buru ingin mendulang suara apabila tidak berupaya meraih hati pemilihnya. Untuk meraih hati masyarakat ini, Tantowi yakin tidak perlu disokong uang banyak.

"Memang itu pasti banyak terjadi (kampanye jor-joran). Karena pilkada DKI itu ibaratnya representasi dari pemilu nasional, pasti akan banyak orang-orang tokoh nasional yang juga akan turut meramaikan pilkada DKI, atau mendukung calon tertentu. Media massa pun jadi cara yang pasti akan dipakai tiap kandidat," kata pria kelahiran Palembang 50 tahun lalu ini.

Ia menceritakan saat pemilu legislatif DPR untuk daerah Palembang, dirinya mengaku sudah tertinggal berbulan-bulan dari kandidat lainnya dalam berkampanye. Keterlambatan kampanyenya ini terjadi lantaran ia melakukan riset calon pemilihnya dulu.

"Di kota itu masyarakatnya tidak terlalu suka mengikuti perkembangan di media massa ataupun baca koran. Mereka lebih suka berkumpul. Nah dari sini, saya punya strategi sendiri, saya enggak terlalu kampanye hambur-hamburkan uang. Bagi saya yang paling penting adalah langsung bertemu dengan calon pemilih saya," tutur Tantowi.

Apakah bekal suara emas dan kemampuannya berkomunikasi ini bisa mengantarkannya menjadi gubernur DKI Jakarta tahun 2012-2017? Kita nantikan saja....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com