Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayday Aman, Mereka Bersyukur

Kompas.com - 01/05/2011, 19:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya pihak keamanan yang mengantisipasi ribuan massa aksi unjuk rasa peringatan Hari Buruh Sedunia, 1 Mei 2011. Juga, tidak hanya aparat kepolisian dan TNI yang bersyukur karena demonstrasi di depan Istana Merdeka berlangsung aman.

Puluhan penjual makanan dan minuman juga telah mengantisipasi untung rugi berjualan di lokasi berisiko seperti itu. Mereka pun pantas bersyukur karena demo berlangsung aman.

Kelompok pedagang yang berjualan di sepanjang Jalan Medan Merdeka Utara dan Medan Merdeka Barat adalah mereka yang berwajah cerah saat aksi unjuk rasa di depan Istana Negara usai. Pardi dan Kosim termasuk di antara mereka yang menangguk untung dari kehadiran ribuan massa di lokasi dadakan tersebut.

Pardi kerap tersenyum meski tangannya terus bergerak melayani permintaan es cendol yang seakan tak putus. "Udah tahu bakalan ramai, mas. Mereka semua pasti haus setelah berdiri di situ beberapa jam," kata Pardi sambil terus melayani pembelinya di Jalan Medan Merdeka Utara.

Ia berharap situasi tetap aman agar ia dapat berjualan dengan tenang. "Karena kalau ada keributan, bukan untung tapi buntung. Dagangan pasti saya tinggalin. Yang penting selamatkan diri dulu," tuturnya.

Cuaca terik sepanjang aksi unjuk rasa berlangsung memaksa sebagian pendemo mencari tempat berteduh di bawah pepohonan di sisi utara silang Monas. Apalagi, sebagian besar dari mereka baru saja berjalan kaki dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) di tengah siang bolong. Penjual es dan minuman ringan pun menjadi sasaran yang pertama diserbu oleh para pendemo.

Suara keras para koordinator aksi dari mikrofon memang terus berusaha menyemangati para pengunjuk rasa untuk terus merapatkan barisan di depan Istana Merdeka. Namun, teriakan para penjual minuman ternyata lebih menggoda mereka. "Ah, biarin aja. Masa kita mau disuruh berjemur terus tanpa makan dan minum," kata seorang buruh asal Tangerang sedang menikmati es cendol Pardi.

Saat para tokoh seperti Rizal Ramli, Rieke Dyah Pitaloka, dan Mochtar Pakpahan selesai berorasi, sebagian besar pendemo mulai menyerbu lokasi penjual makanan di Jalan Medan Merdeka Barat. Nasi Goreng dan Mie Ayam yang dijual Kosim dan isterinya menjadi salah satu yang terlaris.

Waktu didatangi sekelompok wartawan setelah massa demo mulai bubar, Kosim tampak masih sibuk melayani pembeli. Ia melayani pesanan nasi goreng sekaligus mencuci piring, sementara istrinya menyiapkan pesanan mie ayam sambil melayani pembayaran dan membersihkan tempat makan. "Enggak kehitung (pembeli makanan). Dari tadi enggak berhenti pesanannya," kata Kosim sambil tersenyum sumringah walaupun terlihat keringat mengucur deras dari wajahnya.

Ia mengaku biasanya menjual makanan di dekat kampus Universitas Borobudur, Kali Malang, Jakarta Timur. "Kalau malam minggu memang sering jualan di Lapangan Monas. Tapi untungnya enggak segini. Padahal ini cuma tiga jam," lanjutnya sambil terus menyiapkan pesanan nasi goreng.

Kosim mengaku semua pedagang yang menjadi penjual dadakan di lokasi tersebut adalah teman-temannya. "Semuanya teman. Kami sudah menyiapkannya sejak kemarin. Kan sudah banyak beritanya (rencana demo di Istana Merdeka)," terangnya.

Kosim dan isterinya layak tersenyum sumringah. Bukan saja karena menangguk laba lumayan besar tapi juga karena demo berlangsung lancar dan aman. Pasalnya, berjualan makanan di lokasi demo besar-besaran merupakan spekulasi usaha yang cukup berisiko. "Bayangkan kalau ada ribuan orang berdemo kayak sekarang, terus ada keributan. Kami harus gimana? Kami bukan pedagang asongan yang bisa langsung lari sambil membawa dagangan," tutur Kosim menjelaskan kerawanan yang dimaksudnya.

Harapan mereka menjadi kenyataan. Keuntungan berlipat sudah siap mereka bawa pulang. "Alhamdulillah, mungkin udah sampai ratusan (piring pesanan)," kata isteri Kosim saat ditanyakan perkiraan jumlah pembeli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com