Museum Mandiri, Mirip Rumah Angker

Selain menyeramkan, mirip rumah peninggalan Belanda yang angker, suasana ruang safe deposit pun memang cukup mencekam. Kalau disuruh uji nyali di malam hari, pasti saya tak berani. Suhu ruangan lembab, mungkin karena ada mesin pendingin. Lampu penerang pun seadanya, remang-remang. Cuma di bagian penerimaan benda berharga yang terang benderang. Di situ ada dua replika yang menunjukkan aktivitas tersebut.

Yang paling mencekam di dalam ruang safe deposit itu adalah bagian ruang tempat penyimpanan surat-surat berharga. Ruangan tempat penyimpanan surat berharga itu dipisah oleh kerangkeng, jeruji besi mirip penjara, sehingga tak sembarang orang bisa masuk. Di dalam kerangkeng itu ada beberapa replika yang menunjukkan aktivitas di dalam ruang penyimpanan tersebut, seorang sinyo Belanda yang sedang memerintah dua orang penandu peti uang, dan didampingi oleh seorang sekuriti, mirip sekali dengan aslinya. Saya tak mau berlama-lama di ruang itu, takut ada yang menampakkan diri.

Dari ruang safe deposit, saya naik kembali ke lantai dasar. Yang saya tak habis pikir, di sebuah museum, apalagi sebesar itu, tak ada satu pun petugas informasi yang bisa ditanyai. Informasi tertulis pun tak begitu membantu. Tak ada penjelasan mengenai fungsi-fungsi ruang yang terdapat di Museum Mandiri. Tadinya saya berharap diberi buku panduan museum, ternyata tidak. Bahkan sekuriti pun tak saya temukan di setiap ruangan. Walau saya tahu, semua gerak-gerik saya di dalam museum itu dipantau lewat kamera pengintai, namun tak banyak membantu. Padahal di ruangan sebesar itu seharusnya ada sekuriti yang hilir mudik, apalagi tak banyak pengunjung di hari Sabtu kemarin itu. Bagaimana seandainya ada yang berniat jahat di dalam museum itu? Apakah saya bisa langsung mendapat pertolongan? Mencekam, itulah yang saya rasakan saat pertama kali berkunjung ke Museum Mandiri. Museum Mandiri lebih mirip rumah angker, demikianlah yang saya rasakan.

Sumber: http://www.kompasiana.com/abdinst