Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jateng Inspektur Jenderal Edward Aritonang, didampingi Kepala Polres Sukoharjo Ajun Komisaris Besar Pri Hartono, di Markas Polres Sukoharjo menegaskan, kedua pelaku teroris itu sudah lama diincar Densus 88.
Keduanya diduga terlibat dalam memasok senjata pada pelaku jaringan kelompok teroris anak-anak muda di Klaten yang ditangkap akhir Januari 2011. Bahkan, pelaku yang tewas ini juga terindikasi memasok bahan bom pada teror bom di Cirebon.
Edward menjelaskan bahwa Sigit, warga asal Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, tersebut selama ini diketahui selaku instruktur pelatihan senjata, termasuk merakit bom. Adapun Hendro asal Solo tidak hanya berperan sebagai pengawal Sigit, tetapi juga pemasok senjata api dan bahan pembuat bom.
”Dua orang ini ke mana-mana selalu berdua. Sejak sejumlah tersangka teroris remaja ditangkap di Klaten, keduanya sempat kabur, menghilangkan jejak. Sigit ini tampaknya pandai sehingga bekal keahlian mengantarnya sebagai instruktur, juga pembuat senjata,” kata Edward.
Dari kartu identitas Hendro di tempat kejadian, Densus 88 mengetahui, rumah Hendro hanya berjarak kurang dari 1 kilometer dari lokasi penyergapan.
Penggeledahan pun segera berlangsung di rumah Hendro di Gang Anggrek I, Dukuh Ngrongah RT 02 RW X, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo.
Menyangkut tewasnya warga sipil Nuriman, Edward Aritonang mengatakan bahwa pihaknya siap membantu pemakaman korban.
Ketiga jenazah, Sabtu siang, dibawa ke Rumah Sakit (RS)
Belasan anggota kepolisian bersenjata lengkap menjaga ketat pintu masuk dan halaman RS Bhayangkara Yogyakarta.
Setelah sekitar enam jam berada di RS Bhayangkara, sekitar pukul 10.00 jasad ketiganya dibawa oleh dua ambulans dari Polda DIY dan Polda Jateng serta sebuah mobil