Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengulik Skenario Kongres

Kompas.com - 20/05/2011, 05:06 WIB

Kongres PSSI ini enigmatik, mirip labirin yang menyesatkan siapa pun yang memasukinya. Kongres ini menjadi kontestasi berbagai pihak yang semuanya mengklaim demi kebaikan persepakbolaan nasional. Publik pun mulai apatis karena sulit membedakan mana kelompok reformis dan ”status quo”. Hari ini, lorong labirin itu memasuki tikungan terakhir. Semoga di ujung sana ada pintu keluar dari kemelut, bukan jalan buntu.

Hari ini, Jumat (20/5),tepat 1 tahun 50 hari sejak Kongres Sepak Bola Nasional di Malang yang menjadi tonggak gerakan nasional mereformasi sepak bola Indonesia. Hari ini, Kongres PSSI untuk memilih ketua umum, wakil ketua umum, dan sembilan anggota komite eksekutif dibuka pukul 14.00 WIB di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta

Perjalanan panjang membenahi sepak bola nasional akan segera mencapai klimaksnya. Berbagai kelompok yang selama ini melancarkan ”perang psikologis” bertarung memperebutkan dukungan 101 pemilik suara untuk mengegolkan agenda masing-masing.

Jumat ini, pemilik suara menjadi raja yang memegang kedaulatan tertinggi. Mau dibawa ke mana sepak bola Indonesia, semua berada di tangan pemilik suara. Di tengah kekisruhan saat ini, para pemilik suara dituntut arif menjatuhkan martil sabdanya. Jangan malah mengail di air keruh.

Merunut rangkaian peristiwa selama ini, Komite Normalisasi (KN) akan menghadapi tantangan berat setelah pembukaan kongres, tepatnya saat pembahasan tata tertib kongres. Aspirasi pertama yang dimunculkan oleh pemilik suara yang tergabung dalam Kelompok 78 adalah siapa yang akan menjadi pemimpin kongres.

”Komite Normalisasi yang akan memimpin kongres,” ujar Ketua KN Agum Gumelar beberapa waktu lalu.

Komite Normalisasi kini berperan sebagai komite eksekutif sesuai dengan Pasal 7 ayat 2 Statuta FIFA. Pasal 22 ayat 3 Statuta PSSI juga menyebutkan bahwa, ”Ketua Umum memimpin kegiatan kongres sesuai dengan peraturan-peraturan tetap kongres.”

Siapa yang bisa memenangi adu argumentasi di babak pertama ini bakal mengendalikan jalannya kongres. Perdebatan yang bakal terjadi pasti akan panas dan menegangkan.

Apalagi, KN dengan tegas menyatakan tidak akan mengakomodasikan keinginan mencalonkan figur yang telah ditolak FIFA. Agenda yang berada di luar instruksi FIFA dalam surat 4 April, 21 April, dan 6 Mei tidak bisa diterima.

Di titik inilah, posisi surat pernyataan mosi tidak percaya terhadap KN menjadi senjata terakhir. Kelompok 78 mengumpulkan surat pernyataan mosi yang diperkirakan bakal diajukan oleh 60 pemilik suara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com