Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Keracunan 39, Katering Dihentikan

Kompas.com - 25/05/2011, 15:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — SMA Negeri 81, Jakarta Timur (Jaktim), menegaskan menghentikan berlangganan Katering "S" terkait kasus keracunan makananan 39 "warga" SMA Negeri 81, Jakarta Timur (Jaktim).

Demikian disampaikan oleh kepala sekolah SMA itu, Suprayitno Syukur, didampingi bendahara komite sekolah, Aspelni, di kantornya, Rabu (25/5/2011) sore. "Kami trauma atas kejadian keracunan yang menimpa para guru dan karyawan sekolah kami," kata Suprayitno.

Aspelni menjelaskan, selama ini SMA Negeri 81 berlangganan tiga perusahaan katering secara bergiliran dua bulan sekali. Salah satu perusahaan itu adalah Katering "S".

"Kami sudah berlangganan Katering 'S' selama setahun. Saat kejadian, perusahaan katering ini sudah melayani selama sebulan," papar Aspelni.

Saat keracunan terjadi pada Selasa (24/5/2011) siang, kata Aspelni, katering ini menyajikan balado pedas berisi udang goreng, tahu goreng dan telur puyuh, tumis buncis cabai hijau, serta tempe goreng. "Jumlah yang kami terima 100 kotak. Harga per kotak Rp 9.000. Menunya seperti saya jelaskan tadi," ujar Aspelni.

Suprayitno mengaku telah menghubungi pengelola katering. "Menurut mereka, saat yang sama, usaha katering itu juga mengirim paket katering ke perusahaan lain dengan menu yang sama. Tapi, belum ada kabar keracunan di perusahaan tersebut," jelas Suprayitno.

Polsek Metro Makassar, Jaktim, lanjut Suprayitno, telah meminta contoh paket makanan untuk diteliti. Ia mengatakan, laporan terakhir yang masuk, jumlah "warga" SMA Negeri 81 yang keracunan menjadi 39 orang.

Mereka terdiri dari 26 guru, 11 karyawan administrasi dan tata usaha, serta dua petugas kebersihan tenaga lepas. Kesembilan pasien yang harus dirawat adalah Retno Novianti (bukan Retno Novita seperti disebut Suparno, Humas Rumah Sakit Harum sebelumnya), guru Bahasa Inggris berusia 30 tahun; Yenita (47), guru Bahasa Indonesia; Nur Hayati (51), guru Olahraga; Wagiman (46), pesuruh; Budi Astuti (33), karyawan administrasi; Ahmad Kartono (50), guru Bahasa Inggris; Karya Tama (44), wakil kepala sekolah urusan kesiswaan; Mahroji (46), guru Agama; serta Martalina (38), guru Matematika.

"Saya baru tahu rekan guru Retni hamil empat pekan ya setelah kejadian ini. Tadi pagi dia mual-mual dan pusing. Lalu dia mengambil alat uji kehamilan dan positif, dua strip. Eh, ternyata dia keracunan," kata seorang perempuan guru di ruang kepala sekolah. "Benar, saya juga baru tahu dia hamil, sekarang," sela Suprayitno.

Ia mengatakan, sebenarnya dia juga makan nasi kotak dan keracunan. "Tapi, begitu terasa gejala keracunan, saya buru-buru minum kelapa ijo tadi pagi," ucap Suprayitno.

Pada bagian lain ia mengatakan, kejadian ini tidak mengganggu proses belajar mengajar karena selain ada guru piket, ada delapan kelas libur. Kedelapan kelas yang libur adalah kelas 12 yang siswanya baru saja mengikuti ujian nasional.

"Siswa kami lulus 100 persen. Jumlah siswa 282, terdiri dari siswa IPA 205 orang dan siswa IPS 77 orang," ujarnya bangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com