Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengurai Kemacetan Tanpa Jalan Tol

Kompas.com - 09/06/2011, 03:46 WIB

A Swetta Pandia

Kemacetan lalu lintas di Kota Surabaya, yang Mei 2011 memasuki usia ke-718, mulai menyesakkan dada, terutama pada pagi dan sore hari. Pemerintah Kota Surabaya pun telah melakukan pengendalian dengan membangun jalan lingkar timur dan barat sehingga lalu lintas masuk dan ke luar kota ini tidak bertumpu di Jalan Ahmad Yani.

Pembangunan tol tengah agaknya pupus karena Pemkot Surabaya mengutamakan pembangunan jaringan jalan di koridor timur atau lingkar timur dan lingkar barat.

Menurut pengamat tata kota dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Johan Silas, beban kemacetan di Jalan Ahmad Yani akan mencair jika jalan lingkar difungsikan. Jadi pembangunan tol tengah kota yang direncanakan dari Tanjung Perak ke Bundaran Waru, Sidoarjo, sepanjang 26 kilometer itu tidak perlu. Alasannya, jika hal itu dipaksakan, akan muncul problem sosial baru dan menambah kemacetan.

Tol tengah kota juga dipastikan merusak taman yang selama ini menjadi salah satu ikon Kota Surabaya. Padahal, taman dilindungi undang-undang tentang ruang terbuka hijau.

Bahkan, menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sebagai kota jasa dan perdagangan, perekonomian Surabaya akan bergerak lebih cepat jika infrastrukturnya dibangun dengan baik. Meskipun banyak hambatan dalam pelaksanaannya di lapangan, dengan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, satu per satu hambatan dapat diatasi sehingga terwujudlah jalan lingkar timur dan barat, frontage road Achmad Yani, box culvert Banyu Urip dan Menur serta pavingisasi di seluruh kampung di Surabaya.

Kandasnya pembangunan tol tengah kota tak mengurungkan langkah Gubernur Jawa Timur Soekarwo untuk tetap membangun jalan tol di Surabaya. ”Berhubung tol tengah tak jelas nasibnya, Pemerintah Provinsi Jatim sedang menganalisis kemungkinan membangun jalan tol di atas sungai,” katanya.

Menurut Soekarwo, kemacetan di Kota Surabaya harus segera diatasi agar mobilitas angkutan barang dari pusat industri ke pelabuhan dan luar kota tidak terhambat. ”Tanpa ada jalan tol di kota, kemacetan semakin parah dan jalan tol di atas sungai sudah melalui analisis yang lengkap termasuk menyangkut fungsi sungai,” katanya.

Padahal, menurut Daniel M Rosyid dari ITS, membangun tol tengah kota di atas sungai justru bukan solusi untuk mengatasi kemacetan serta kepadatan kendaraan bermotor di Surabaya. Keberadaan tol tengah di atas sungai hanya solusi sesaat dan tetap memicu tingginya angka kecelakaan.

Justru paling penting saat ini bagaimana memotivasi warga agar beralih ke sarana transportasi umum. Ini butuh keseriusan pemerintah untuk membuat sarana transportasi umum yang nyaman bagi masyarakat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com