CIREBON, KOMPAS -
Hal itu terungkap saat Detasemen Khusus 88 dan Kepolisian Resor Kota Cirebon melakukan rekonstruksi bom Cirebon di lima tempat yang berbeda, Sabtu (9/7), di Cirebon.
Dalam rekonstruksi itu, empat tersangka dibawa langsung dari Jakarta, yakni Musolah, Arif Budiman, Achmad Basuki, dan Andri Siswanto. Empat tersangka lainnya, yakni Yadi, Hayat, Nanang, dan M Syarif, diperankan oleh anggota Polresta Cirebon. Yadi, Hayat, dan Nanang saat ini masih buron, sementara M Syarif tewas di lokasi peledakan.
Rekonstruksi dilakukan di lima lokasi, yakni rumah Arif di Jalan Suratno; Jembatan Pilang di Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon; Jembatan Kali Triguna di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon; Jembatan Kali Soka di Kelurahan Lurah, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon; dan Jalan Pandesan, Kota Cirebon.
Rekonstruksi pertama di Jalan Suratno menunjukkan, rumah Arif menjelang dan sesudah peristiwa naas itu dikunjungi lima tersangka, yakni Musolah, Andri Siswanto, Hayat, Nanang, dan M Syarif. ”Dari scene yang dipegang polisi, keempat tersangka dan mereka yang masuk dalam daftar pencarian orang merencanakan bom bunuh diri tersebut di rumah Arif,” kata Kepala Polresta Cirebon Ajun Komisaris Besar Asep Edi Suhaeri.
Sebanyak 36 adegan diperankan tersangka. Dalam salah satu reka adegan, tersangka Syarif dan Hayat menitipkan tas punggung warna hitam berisi sisa bom
Arif dan Basuki yang kemudian bertemu tak sempat melihat isi tas. Keduanya lalu pergi shalat Jumat. Sepulangnya kembali ke rumah Arif, mereka mendengar kabar ledakan bom bunuh diri di Markas Polresta yang jaraknya sekitar 300 meter dari Jalan Suratno. Setelah peristiwa itu, Hayat, Andri Siswanto alias Hasim, dan Musolah berdatangan ke rumah Arif.
Pada kesempatan itu, Basuki lalu melihat isi tas di kamar mandi. Karena khawatir ketahuan polisi, Basuki kembali menitipkan tas itu kepada Arif dan dijanjikan akan diambil kembali. Dua hari berikutnya, tas diambil oleh Musolah.
Ia lalu membuang sebagian sisa bom ke Kali Soka. Sebagian bom lainnya dibuang oleh Basuki ke Kali Triguna yang berdekatan dengan tempat tinggalnya di daerah Trusmi, Cirebon.
Melalui rekonstruksi itu, diketahui juga bahwa jaringan Syarif merencanakan pengeboman berikutnya. Sebuah tas berwarna coklat pada satu kesempatan yang berbeda pernah dititipkan Musolah kepada Beni Asri yang kini buron.