Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Ilegal di Soekarno-Hatta Dirazia

Kompas.com - 26/08/2011, 19:24 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com — Lebih dari 1.000 pebisnis ilegal terjaring Operasi Penertiban (Opstib) yang digelar aparat keamanan Bandara Soekarno-Hatta sejak hari pertama Ramadhan hingga H-4 Lebaran. Mereka adalah para calo tiket, peminta sumbangan, pedagang asongan, pedagang valuta asing (valas) liar, porter liar, pemulung, penyemir sepatu, hingga pengemudi taksi gelap.                

Senior General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) cabang Bandara Soekarno-Hatta, Sudaryanto, mengemukakan, terhitung sejak penertiban yang melibatkan aparat kepolisian, TNI, dan aparat terkait lainnya digelar lebih intensif dibandingkan operasi pada hari-hari biasa. Hal itu disebabkan peningkatan drastis jumlah pengguna jasa bandara menjelang Idul Fitri 1432 H.

"Momentum mudik biasanya dimanfaatkan oleh para pelaku pebisnis ilegal, seperti calo, untuk mengeruk keuntungan secara gila-gilaan dari para penumpang pesawat. Karena itu, sejak awal kita antisipasi hal ini dalam rangka menjaga dan meningkatkan keamanan serta kenyamanan pemudik," tutur Sudaryanto.

Dia menjelaskan, dari hasil razia berhasil menjaring antara lain sebanyak 10 peminta sumbangan, 181 calo tiket, 593 pedagang asongan, 23 pedagang valas liar, 61 porter liar, 13 pemulung, 59 penyemir sepatu, 185 pengemudi taksi gelap, serta 19 taksi nonstiker. Para pelaku bisnis ilegal tersebut beroperasi di titik-titik strategis Terminal 1 dan Terminal 2, mulai dari area keberangkatan hingga area kedatangan baik domestik maupun internasional, serta area publik lainnya.                

Pada operasi hari Jumat (26/8/2011), aparat Aviation Security (Avsec) berhasil menciduk tiga orang calo tiket, 30 taksi gelap, dan sembilan pedagang asongan.                

"Operasi sudah kita lakukan sejak lama dan akan terus kami lakukan sampai mereka benar-benar habis. Kami mengimbau masyarakat, khususnya penumpang pesawat yang mau berangkat atau datang, agar turut membantu kami dengan tidak menggunakan jasa calo, taksi gelap, dan sejenisnya. Kalau kita kompak, mereka pasti bisa kita hilangkan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com