Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Butuh Air

Kompas.com - 03/09/2011, 03:24 WIB

Jakarta, Kompas - Penderitaan ratusan korban kebakaran di Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, semakin berat. Selain harus menempati tenda penampungan dan beberapa masjid setelah rumah dan harta benda mereka ludes dalam kebakaran, Kamis (1/9), mereka juga kesulitan air bersih setelah pintu air di Kalimalang jebol.

Akibatnya, warga korban kebakaran kesulitan untuk minum atau mandi. ”Dari kemarin, air ledeng mati. Mau buang air kecil saja susah karena tidak ada air,” tutur Kusmiati, warga RT 04 RW 07.

Kebakaran yang terjadi Kamis siang di tujuh RT di Kelurahan Angke itu melalap 322 rumah. Api berkobar selama sekitar empat jam dan perlu 41 unit mobil pemadam kebakaran untuk menjinakkannya. Penyebab kebakaran diduga akibat hubungan pendek arus listrik dari sebuah kamar kontrakan yang kosong ditinggal mudik penghuninya.

Rumah Kusmiati yang dekat dengan sumber api habis dilalap. Meteran dan pipa ledeng di rumahnya meleleh.

Camat Tambora Isnawa Adji mengakui, air bersih menjadi kebutuhan paling mendesak bagi korban kebakaran. ”Kami sudah meminta agar disediakan mobil tangki air bagi mereka agar bisa memasak atau mandi,” katanya.

Kesulitan air bersih juga dihadapi petugas di dapur umum yang didirikan oleh Dinas Sosial DKI Jakarta. Dapur umum yang menyediakan makanan untuk 1.402 pengungsi ini terpaksa membeli air galon isi ulang.

”Dalam sehari, kami menghabiskan 20 galon air hanya untuk memasak dan air minum pengungsi,” kata Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Kian Kelana.

Selain menggunakan air galon isi ulang, dapur umum juga mendapat pasokan air bersih dari PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) sebanyak dua mobil tangki berkapasitas 5.000 liter air.

Corporate Communincation Head Palyja Meyritha Maryanie menegaskan, Palyja hanya bisa membantu untuk dapur umum. Untuk kebutuhan air bersih warga, Palyja belum bisa menjanjikan apa pun.

”Truk tangki dikirimkan ke dapur umum karena sifatnya darurat dan tidak bisa ditunda. Dapur umum termasuk prioritas sehingga tidak boleh krisis air bersih,” kata Meyritha.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com