Jakarta, kompas
”Satu pelaku sudah ditahan dan sedang dalam pemeriksaan. Pelaku yang lain akan segera kami amankan,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Budi Irawan, kemarin.
Kejadian tragis tersebut berawal hari Kamis pukul 00.30 ketika korban dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya. RS menumpang sebuah angkutan bus sedang jurusan Ragunan-Tanah Abang dan turun di kawasan Cilandak. Ia berencana melanjutkan naik angkutan umum lain menuju Pasar Rebo, Jakarta Timur, sebelum menyambung perjalanan ke tempat tinggalnya di Pondok Gede, Bekasi.
Namun, saat di Cilandak, bus yang hendak ditumpanginya tidak kunjung datang. Tiba-tiba mendekatlah mikrolet D-02
”Di dalam ternyata ada tiga pelaku lain dan terjadi peristiwa tersebut. Modusnya, kaca mobil hitam, lampu di dalam dimatikan, musik disetel keras, dan mobil terus bergerak ketika kejahatan itu berlangsung,” ujar Budi.
Korban yang tidak berdaya diturunkan di dekat Kompleks Marinir, Cilandak.
Pada Selasa (13/9) sekitar pukul 20.00, RS melihat mobil pelaku di kawasan Cilandak dan mengenali Y. RS berteriak dan petugas polisi lalu lintas di lokasi itu langsung menangkap Y.
”Petugas saya menghubungi Kepolisian Sektor Metro Cilandak dan menyerahkan pelaku. Selanjutnya, pelaku dibawa ke polres,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Supriyanto.
Peristiwa pemerkosaan di angkutan umum setidaknya terjadi dua kali dalam sebulan terakhir. Sebelum kasus RS, ada Livia (21), mahasiswa Binus, Jakarta Barat, yang diperkosa dan dibunuh di Cisauk, Tangerang.
”Kami terus meningkatkan upaya antisipasi agar peristiwa kejahatan apa pun tidak terjadi di dalam angkutan umum. Petugas kami diminta untuk lebih responsif dan waspada selama di lapangan,” kata Supriyanto.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar juga meminta pemilik angkutan umum untuk tak memakai kaca film gelap yang membuka peluang bagi pelaku kejahatan untuk beraksi.