Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Metro Kumpulkan Pengusaha Angkot

Kompas.com - 18/09/2011, 12:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Erwin Usman mengatakan, Polda Metro Jaya akan segera mengumpulkan pengusaha angkutan kota (angkot) untuk mengantisipasi kasus pemerkosaan yang mulai marak terjadi.

Pengumpulan pengusaha angkot ini dilakukan agar mereka mengawasi armada dan awaknya. Hal itu dikarenakan akhir-akhir ini kasus kejahatan di dalam angkot melibatkan sopir tembak.

"Pertanyaannya, kenapa mobil angkotnya bisa dipegang oleh sopir tembak. Hal-hal seperti ini yang akan kami sampaikan nanti," kata Erwin, Minggu (18/9/2011) di Jakarta.

Selain memanggil pengusaha angkot, kepolisian juga akan memberikan penyuluhan kepada para wanita yang kerap pulang malam, seperti sales promotion girl (SPG) dan siswa-siswi SMA.

"Penyuluhan juga disampaikan ke kelurahan-kelurahan untuk menyosialisasikan ke warga. Imbauan yang kami sampaikan seperti jangan pulang sendirian, sebaiknya minta dijemput, atau minta bantuan polisi terdekat, dan sebagainya," ujarnya.

Aksi kejahatan terhadap perempuan di dalam angkutan umum semakin membuat resah warga. Pada akhir Agustus 2011, terjadi kasus pembunuhan dan pemerkosaan yang menimpa mahasiswi Bina Nusantara, Livia Pavita Soelistio (22). Korban dibawa kabur sopir angkot beserta tiga sopir tembak lainnya.

Awalnya, pelaku ingin merampas harta korban. Namun, karena korban memberontak, pelaku pun menghabisi nyawa korban. Setelah Livia tewas, pelaku justru mulai memerkosanya di dalam angkot. Mayat Livia lalu dibuang di saluran air di Cisauk, Tangerang.

Kasus pemerkosaan di dalam angkutan umum pun kembali terjadi pada 1 September 2011. Kali ini korbannya adalah RS (27), seorang karyawati. Saat pulang kerja sekitar pukul 00.30, RS menaiki angkutan umum D02 (Ciputat-Pondok Labu). Di sanalah sopir dan tiga pelaku lain yang diduga sopir tembak memerkosa korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com