Foke: Tidak Ada Tempat untuk Pelaku Kekerasan

JAKARTA, KOMPAS.com — Terkait penyerangan wartawan oleh siswa SMAN 6 Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo ikut angkat bicara atas tindakan anarki anak-anak sekolah yang semestinya tidak terjadi. Apalagi, perilaku anarki itu merugikan dan menimbulkan korban.

"Jelas saya tidak akan membenarkan mereka yang mengambil langkah dengan melakukan hal yang tidak sesuai dengan hukum," kata Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, di Balai Kota, Jakarta, Selasa (20/9/2011).

Kendati demikian, ia menuturkan bahwa semua pihak harus menunggu investigasi dari polisi. Ini semua karena negara ini negera hukum. Jadi, kejadian yang menimbulkan korban ini harus menunggu pengusutan dan proses hukum yang berkaku.

"Kami tunggu polisi. Tapi jelas yang merugikan dan mengakibatkan korban tidak ada tempat di sini. Proses hukum harus berjalan," tutur Foke.

Sebelumnya diberitakan, penyerangan terhadap wartawan ini bermula ketika Oktaviardi meliput tawuran pada Jumat (16/9/2011) lalu, antara SMA 6 dan SMA 70, yang jaraknya berdekatan. Ketika mengambil gambar, dirinya diintimidasi dan kaset rekamannya diminta paksa oleh pelajar SMA 6.

Kemudian, pada Senin (19/9/2011) para wartawan melakukan aksi damai menuntut agar ada pertanggungjawaban oleh pihak sekolah terkait intimidasi tersebut. Bukannya mendapatkan jawaban yang baik, melainkan siswa-siswa sekolah malah menyerang wartawan.

Akibat tawuran tersebut, beberapa wartawan terluka, antara lain, fotografer Seputar Indonesia, Yudhistiro Pranoto; fotografer Media Indonesia, Panca Syaukani; juru kamera Trans7, Oktaviardi; dan fotografer Kompas.com, Banar Fil Ardhi.