Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Taman Kota Terbengkalai

Kompas.com - 26/09/2011, 15:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Slogan Go Green pasti sudah sangat akrab di telinga, apalagi bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta. Ironisnya, di tengah gencarnya isu Go Green dan isu cinta lingkungan lainnya, taman-taman kota di Jakarta justru terbengkalai.

"Bagaimana mungkin, taman kok semuanya mati," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto di Balai Kota, Jakarta, Senin (26/9/2011).

Tidak semestinya Jakarta sebagai ibu kota memiliki taman yang tidak terawat. Tidak hanya dipenuhi sampah yang dibuang sembarangan, tapi juga kerap menjadi tempat tinggal dadakan para gelandangan.

Bahkan rumput-rumput yang seharusnya hijau segar justru kering seolah tidak ada yang merawat dan tidak pernah disiram. Perawatan taman tersebut sebenarnya sudah diserahkan pada pihak rekanan. Namun tampaknya pihak rekanan tersebut tidak mengerjakan ketentuan tender.

"Saya sudah kasih tahu Dinas Pertamanan dan Pemakaman agar rekanan yang bandel masuk kotak hitam. Cek benar enggak mereka punya mobil siram. Jangan asal bicara saja" tegasnya.

Prijanto pun mengungkapkan pengalamannya saat berkunjung ke Jeddah, Arab Saudi. Kondisi di daerah tersebut jauh lebih kering dari Jakarta namun tidak ada rumput atau pepohonan yang kering atau tampak layu.

"Jakarta kebanjiran tapi kok malah rumputnya kering. Rekanan itu jangan cuma keruk duit saja, tapi juga kerja," tandasnya.

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Chatarina Suryowati mengakui kondisi taman-taman di Jakarta banyak sampah. Hampir 30 persen dari 800 taman terbengkalai. Ia menuturkan bahwa ini diakibatkan minimnya alokasi anggaran.

"Karena anggaran sedikit, jadi satu anggaran untuk dua tiga taman, cuma untuk nyapu saja dan frekuensinya tidak rutin," jelas Chatarina.

Selain itu, rekanan yang dipercaya pihaknya tidak bekerja sesuai ketentuan tender. Karena itu, ia berniat menagih janji para rekanan yang tidak sesuai ketentuan. "Sanksi pada rekanan bandel ya saya tidak akan teken tagihan yang mereka ajukan," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com