Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT KCJ Batalkan 20 Jadwal Perjalanan KRL Jakarta-Bogor

Kompas.com - 07/10/2011, 15:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Terhitung mulai 19 Oktober sampai 29 November 2011, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) membatalkan 20 jadwal perjalanan kereta listrik Jakarta-Bogor selama lebih dari 40 hari. Pembatalan terkait rehabilitasi tiga gardu listrik sekaligus mengantisipasi penambahan jumlah KRL yang akan beroperasi pada 2012.

Demikian laporan Dina Sulistyaningtias, jurnalis warga di Kompasiana, Jumat (7/10/2011), berdasarkan postingan PT KCJ. Berdasarkan penelusuran Kompas.com, pengumuman PT KCJ itu dilansir pada 3 Oktober 2011 lalu. Menurut Dina, selain membatalkan 20 perjalanan, PT KCJ  juga memberlakukan 9 perjalanan setengah dari rute semula.

"PT KCJ mengimbau pengguna KRL mencari moda transportasi pengganti untuk mengantisipasi tidak terangkutnya semua penumpang," kata Dina mengutip situs resmi perusahaan angkutan tersebut.

Sebagai moda transportasi, kata Dina, KRL memiliki beberapa keunggulan. Dengan waktu tempuh yang relatif cepat, daya tampung penumpang yang maksimal, hemat BBM dan biaya terjangkau, KRL adalah pilihan utama bagi komuter Jabodetabek yang mencari nafkah di Jakarta. Iklan di dalam KRL commuter line menyebutkan, 400.000 orang memilih menggunakan KRL sebagai sarana transportasinya setiap hari. Sedangkan target penumpang pada 2019 sebanyak 1,2 juta orang. 

"Bagi saya, angka itu masuk akal. Sekarang ini, bila dalam sehari saja ada satu jadwal yang tidak berjalan alias batal, maka yang terjadi adalah membeludaknya jumlah penumpang di stasiun. Ingat, ini bukan hanya satu stasiun saja. Bila perjalanan dari stasiun Bogor sampai Jakarta Kota melewati 23 stasiun, berapa ratus penumpang telantar karena kejadian itu?" kata Dina.

"Bila kebijakan pembatalan 20 perjalanan yang 95 persennya adalah jadwal pekerja berangkat dan pulang kerja, bisa dibayangkan bagaimana kekacauan yang akan terjadi? Dan, yang paling menyedihkan, hal itu harus berlangsung selama 42 hari dan mungkin lebih," katanya lagi.

Dina mengatakan, sebagai satu-satunya transportasi yang belum sepenuhnya ditangani swasta, seharusnya pemerintah turun tangan untuk mengatasi hal ini. Juga harus diumumkan jauh-jauh hari. Imbauan PT KCJ agar pengguna mencari alternatif transportasi, menurut Dina, bukan solusi.

"Dengan memakai kendaraan umum darat lain seperti mobil atau bus berakibat biaya transportasi semakin tinggi dan waktu tempuh yang relatif lama. Sungguh tidak efisien," kata Dina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com