Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Feri Ajak Semua Korban Laporkan Pencurian Pulsa

Kompas.com - 09/10/2011, 21:42 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban pencurian pulsa melalui layanan konten SMS premium, Feri Kuntoro, berharap korban-korban lain dari kasus tersebut melapor ke polisi. Ini akan menguatkan bukti dan penyelidikan atas kasus tersebut.

Hingga kini Polda Metro Jaya baru menerima laporan dari Feri sebagai satu-satunya pelapor resmi terkait dugaan pencurian pulsa yang dilakukan penyedia layanan konten SMS premium. Feri mengatakan, laporan itu tidak ditujukan untuk menjatuhkan bisnis penyedia konten ponsel.

"Saya ini hanya masyarakat biasa, saya bukan pebisnis, jadi saya tidak punya kepentingan apa pun di sini. Saya melapor karena merasa dirugikan," kata Feri saat dihubungi wartawan, Minggu (9/10/2011).

Feri merasa kesal karena tagihan telepon seluler pascabayarnya terus membengkak setiap bulan karena setiap hari menerima pesan dari nomor 9133. Ia kemudian melihat berita bahwa polisi mengimbau bagi masyarakat yang dirugikan untuk melapor ke Polda Metro Jaya.

"Akhirnya saya memberanikan diri melapor ke Polda dengan harapan, dengan laporan saya ini, polisi bisa menelusuri dan bisa merangsang (korban) yang lain juga untuk melapor ke polisi," kata Feri.

Ia tidak mengharapkan adanya ganti rugi sebesar Rp 450.000 yang dideritanya akibat layanan SMS premium itu selama Maret-Oktober 2011. Namun, ia berharap dengan adanya laporan ini pengusaha penyedia konten bisa lebih menghargai hak-hak konsumen dan tidak lagi menjerat konsumen dengan kata-kata rayuan yang ujung-ujungnya merugikan konsumen.

Feri menegaskan bahwa dirinya akan terus maju melanjutkan laporan dugaan pencurian pulsa meski telah dilaporkan balik oleh pihak Colibri Networks sebagai pengelola konten SMS Premium dari 9133.

"Maka dari itu, agar laporan ini kuat, saya ajak masyarakat yang dirugikan, ayo sama-sama. Jangan takut salah atau digugat balik. Kalau banyak yang laporan ke polisi misalnya 10-20 itu sudah cukup mendorong untuk terus diusut," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com