Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Greenpeace Dilarang Masuk Indonesia

Kompas.com - 13/10/2011, 21:23 WIB
Hamzirwan

Penulis

"Pembeli hanya akan kembali berbisnis, jika APP memutuskan untuk berhenti merusak hutan yang menjadi rumah harimau sumatera. Lagi pula, Golden Agri Resources yang juga bagian dari kelompok Sinar Mas telah memutuskan untuk mulai meninggalkan perusakan hutan dan APP harus mengikuti jejak saudaranya itu," ujar Bustar.

Beberapa perusahaan besar telah memutuskan kontrak APP dari rantai suplai mereka. Di antaranya adalah Adidas, Kraft, Nestle, Unilever, Carrefour, dan Tesco.

Bahkan, Mattel, raksasa produsen mainan Barbie, menyatakan, mereka akan segera memutus kontrak dengan APP.

Greenpeace mendukung komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyelamatkan hutan Indonesia, dan  mengurangi emisi gas rumah kaca Indonesia.

Tetapi, baru-baru ini sekelompok politisi dan kelompok kepentingan justru mendesak Greenpeace diusir dari Indonesia. Tahun lalu, ikon organisasi Greenpeace, kapal Rainbow Warrior, juga ditolak masuk ke Indonesia.

Salah satu alasan yang mereka gunakan karena Greenpeace tidak terdaftar dengan benar di Indonesia. Beberapa hari yang lalu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan kepada Sauven, upaya Greenpeace dalam melawan deforestasi sangatlah penting.

Ia juga berharap bahwa kunjungannya ke Indonesia dapat berjalan lancar sesuai dengan apa yang direncanakan.

Sauven, yang menikah di Indonesia, rencananya akan bertemu beberapa tokoh penting pemerintahan dan mengunjungi hutan di Sumatera. Dia juga dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pengusaha penting di Indonesia dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia yang telah menyatakan menyambut gembira kedatangannya ini.

Sehari setelah mendapat visa, beberapa media di Indonesia memberitakan bahwa Sauven telah dilarang masuk Indonesia untuk Konferensi Hutan. Padahal, pada saat itu Sauven belum pergi ke Indonesia sehingga tidak pernah dilarang masuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com